REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politisi PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko mengatakan maraknya wacana komunisme di dunia sosial media tak lepas dari rasa penasaran masyarakat terhadap ideologi tersebut. Menurutnya pelarangan komunisme di Indonesia malah membuat ideologi ini kontroversial.
"Oleh negara dilarang itu makanya menarik. Sesuatu yang samar memiliki daya pikat untuk diperbincangkan," kata Budiman ketika, Selasa (1/10).
Wacana komunisme semakin menarik diperbincangkan ketika rezim Orde Baru membunuhi para penganutnya setelah peristiwa G30S 1965. Budiman mengatakan sampai sekarang kasus kekerasan HAM itu belum diselesaikan negara. "Ada kontroversi yang luar biasa," ujarnya.
Budiman mengatakan, mereka yang asik memperbincangkan komunisme di sosial media tidak bisa distereotipkan sebagai penganut atau simpatisan ideologi terlarang tersebut. Ini karena bisa saja hal mereka hanya bersimpati dengan para korban.
Terlebih faktanya banyak kelompok masyarakat yang menentang komunis dan memperjuangkan hak korban. "Karena mereka banyak juga yang bukan komunisme," katanya.
Selama ini, ujarnya, negara gagal membumikan Pancasila. Butir-butir Pancasila seperti keadilan sosial hanya menjadi retorika para elite untuk mencari atau mempertahankan kekuasaan.
Dalam konteks itu, kata Budiman, Pancasila dianggap tidak lagi menjadi ideologi tunggal yang patut dianut. "Jadi sebenarnya orang yang mencari alternatif ideologi karena tidak ada sekata dan perbuatan," ujarnya.