REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Musim kemarau telah mengakibatkan warga di Blok Oyoran, Desa Krangkeng, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu, mengalami krisis air bersih.
Mereka pun terpaksa menggunakan air kubangan bekas pemandian kerbau untuk memenuhi kebutuhan mandi dan mencuci sehari-hari.
Berdasarkan pantauan Republika, Rabu (25/9), air kubangan tersebut sangat keruh dan kotor. Pasalnya, selain bekas pemandian kerbau, kubangan tersebut juga kerap digunakan unggas untuk berenang.
Setiap pagi dan sore hari, warga di blok tersebut akan beraktifitas di kubangan itu. Di sebagian sisi kubangan tersebut, terdapat warga yang mencuci pakaian. Di sisi kubangan yang lain, terdapat warga yang mandi dan menggosok gigi.
Akibatnya, sabun dan deterjen bekas mencuci pakaian dan mandi akan menyebar ke seluruh permukaan kubangan. Padahal, di kubangan itu adapula warga yang sedang mencuci beras. Karenanya, air bekas sabun dan deterjen akan tercampur ke dalam beras yang akan dimasak.
"Hal ini sudah terjadi sejak sebulan terakhir,’’ ujar seorang warga, Asrobi. Dia mengaku, bersama warga lainnya, terpaksa menggunakan air kubangan yang sangat kotor karena tidak memiliki pilihan lain. Di musim kemarau seperti sekarang, sumber air mereka sudah kering. Sedangkan air PDAM, belum semua warga menikmatinya.
Hal senada diungkapkan warga lainnya, Ama. Dia menyatakan, terpaksa setiap hari mandi dan mencuci di air kubangan tersebut. Sedangkan untuk minum dan memasak, lanjut Ama, dia harus membelinya dari warga lain yang sudah memasang ledeng. Untuk setiap satu jeriken kecil, dia harus merogoh uang Rp 500.