REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Seorang narapidana berumur 40 tahun ditemukan tewas di ruang tahanannnya di Lapas Narkotika Cipinang, Jakarta Jumat (20/9) malam.
Menurut keterangan Kalapas Cipinang Dewa Putu Gede, napi bernama Pati Taulani itu tewas karena menderita sakit.
“Tidak ada tanda-tanda sebelumnya, tapi kalau tidur memang sering di lantai tidak beralas, mungkin karena itu,” kata dia melalui pesan singkat yang diterima Republika Sabtu (21/9).
Ia mengatakan, dari hasil visum dokter pun tidak ditemukan kejanggalan dari tewasnya napi kasus Narkoba itu. Menurutnya, Pati yang dihukum enam tahun penjara ini belakangan hanya mengeluhkan tidak enak badan dan memerlukan istirahat.
Sejak Jumat pagi terpidana enam tahun penjara ini diketahui terus tidur hingga ditemukan tewas pukul 20.00 WIB.
“Waktu itu ditemukan (tewas) saat petugas melakukan apel malam. Langsung divisum dan tadi (Sabtu dini hari) dikembalikan ke keluarga,” ujar dia.
Ia melanjutkan, dari keluarga korban sendiri langkah autopsi yang dilakukan mendapat penolakan. Jenazah pun langsung dibawa pihak keluarga untuk dimakamkan. Menurut keterangan keluarga, Pati dimakamkan di Ciawi, Bogor.
Tewasnya Pati menambah deretan napi yang tewas di Lapas Cipinang September ini. Awal bulan lalu, tiga napi berinisial AA, JJT, dan AS juga tewas karena sakit. Salah satunya bahkan meninggal karena putus zat (Sakaw).
Proses rehabilitasi di Lapas pun diduga tak berjalan baik. Kepala Humas Badan Narkotika Nasional (BNN) Kombes Sumirat Dwiyanto mengatakan, rehabiliatasi pecandu di Lapas dan tempat-tempat lainnya dilakukan seperti biasa. Hanya saja menurutnya memang rehabilitasi di Lapas perlu didorong agar lebih optimal.
“Sebaiknya memang di rumah rehab saja. Tapi di Lapas juga sudah ada fasilitas, hanya perlu lebih terpadu saja,” kata dia saat itu kepada Republika.