Kamis 19 Sep 2013 22:42 WIB

Elektabilitas Ical Rendah, Konflik Elite Golkar Diprediksi Memanas

Jusuf Kalla (kiri) dan Aburizal Bakrie (kanan)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Jusuf Kalla (kiri) dan Aburizal Bakrie (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pengamat politik dari Universitas Airlangga Surabaya, Airlangga Pribadi Kusman, memperkirakan konflik yang terjadi di internal Partai Golkar seputer pencalonan ketua umum Aburizal Bakrie sebagai capres akan semakin memanas.

"Jika konflik ini terus memanas dan tidak diredam, bukan tidak mungkin akan berujung pada pencopotan dari pencalonan presiden dan juga dari kursi ketua umum Partai Golkar," kata Airlangga Pribadi Kusman, ketika dihubungi melalui telepon selulernya, Kamis (19/9).

Airlangga Pribadi Kusman menyampaikan prediksi tersebut didasarkan pada pernyataan mantan Ketua Umum Partai Golkar, Akbar Tandjung, di kediaamnnya, di Jakarta, Selasa (17/9). Saat itu Akbar menyarankan agar Partai Golkar menyelenggarakan kovensi calon presiden jika elektabilitas Aburizal masih belum meningkat atau di bawah 10 persen.

Akbar Tandjung sebelumnya mengingatkan, pada Oktober atau November, perkembangan politik nasional harus dicermati dan dilihat lagi apakah elektabilitas Aburizal memperlihatkan peningkatan. "Wacana yang dikembangkan Akbar untuk terus melakukan evaluasi terhadap pencalonan Aburizal, setidaknya memperlihatkan persaingan belum berakhir dan makin terbuka," katanya.

Airlangga menilai asumi dan pemikiran Akbar sangat rasional. Figur yang dicalonkan partai harus memiliki elektabilitas tinggi. Kondisi konflik antarelite Partai Golkar yang terbuka, imbuhnya, membuat  persaingan memperebutkan kursi calon presiden dan calon wakil presiden di partai tersebut masih akan berlangsung.

"Saya memperkirakan faksi Pak Aburizal akan kalah oleh koalisi Akbar Tandjung dan Jusuf Kalla yang akan bersatu jika elite lain di Partai Golkar mengedepankan kesolidan partai," tambah Airlangga.

Kandidat doktor di Asia Research Center, Murdoch University, Australia, ini menambahkan, dinamika dan konflik di internal Partai Golkar semakin mengeras karena Aburizal dan para pendukungnya sudah membuat garis tegas bahwa tidak ada evaluasi soal pencapresan Aburizal. Sementara elite dan tokoh lain di Partai Golkar masih melihat ada kemungkinan melakukan perubahan.

"Apalagi, elektabilitas Pak Aburizal juga belum meningkat secara signifikan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement