Kamis 12 Sep 2013 21:40 WIB

Wapres Boediono: Alquran Tak Bisa Dihadapkan dengan Budaya Lokal

Rep: Amri Amrullah/ Red: Karta Raharja Ucu
Wakil Presiden Boediono
Foto: Antara/Andika Wahyu
Wakil Presiden Boediono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Boediono mengingatkan umat Islam jika Alquran sebagai wahyu Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak bisa dihadapkan dengan budaya lokal.

Namun, kata Wapres, harus ada proses dialogis antara budaya lokal dengan nilai-nilai di dalam Alquran. Selain itu, makna Alquran harus ditafsirkan agar bisa menjawab permasalahan dalam konteks kehidupan masyarakat.

Artinya, menurut Wapres nilai Alquran yang Rahmatan Lil Alamin (rahmat bagi semesta alam) lebih bisa dirasakan umat Islam dan masyarakat secara luas. Hal ini disampaikan Wapres Boediono saat membuka Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Internasional di Kantor Kementerian Agama (Kemenag), Jakarta.

"Dari sinilah pentingnya membumikan makna kandungan Alquran, dan tidak memperhadap-hadapkan nilai-nilai Alquran dengan nilai kearifan budaya lokal," imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali berharap penyelenggaraan MTQ Internasional bukan hanya memunculkan para qari'-qariah dan hafidz-hafidzah berkualitas internasional saja. Namun dapat lebih mempererat hubungan ukhuwah Islamiyah antarnegara peserta.

Ajang tilawah internasional ini diikuti 21 negara, di antaranya Saudi Arabia, Maroko, Tunisia, Al Zajair, Prancis, Uni Emirat Arab, Singapura, Yordania, Amerika Serikat, Malaysia, Iran, Quwait, Belanda, Sudan, Timor Leste, dan Indonesia sebagai tuan rumah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement