Rabu 11 Sep 2013 19:36 WIB

Penembak Polisi Gunakan Sistem 'Hit, Run and Hide'

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: Karta Raharja Ucu
 Jenazah almarhum Bripka Sukardi anggota Provost dari satuan Direktorat Polair Baharkam Mabes Polri disemayamkan di Asrama Polri Cipinang, Jakarta Timur, Rabu (11/9). (Republika/Adhi Wicaksono)
Jenazah almarhum Bripka Sukardi anggota Provost dari satuan Direktorat Polair Baharkam Mabes Polri disemayamkan di Asrama Polri Cipinang, Jakarta Timur, Rabu (11/9). (Republika/Adhi Wicaksono)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kadiv Humas Polri Irjen Ronny F Sompie menyatakan pihaknya sedang berupaya mengungkap kasus penembakan terhadap anggota polisi. Karenanya, ia meminta masyarakat bersabar.

Dikatakan Roony, sebenarnya Polri sudah mengantongi identitas pelaku penembakan empat polisi sebelumnya, dimana tiga polisi tewas. Hanya saja, diduga kuat para pelaku sedang bersembunyi, bahkan disembunyikan sekelompok orang.

Roony mengatakan, sistem 'hit, run and hide' diterapkan sangat rapi oleh para pelaku. Sehingga diduga untuk penembakan kali ini, pelakunya adalah orang berbeda.

"Jadi mereka ada yang menyembunyikan. Disinilah kami harap peran masyarakar dapat membantu," ujar jenderal bintang dua ini.

Bripka Sukardi ditembak orang tak dikenal di Jalan HR Rasuna Said, tepat di depan Gedung KPK, Selasa (10/9) sekitar pukul 22.30 WIB. Ia tewas di tempat setelah ditembak tiga kali di bagian dada dan perut.

Sukardi tewas setelah ditembak tiga kali di bagian dada dan perut oleh orang tidak dikenal di depan Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan.

Saat ditembak korban yang sedang mengendarai sepeda motor langsung terjatuh dan meninggal di tempat. Saat penembakan, Sukardi diduga sedang mengawal sebuah truk di sekitar lokasi kejadian.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement