Kamis 05 Sep 2013 17:22 WIB

Kantin Sehat Kunci Kualitas Generasi Muda

Salah satu kantin di sekolah
Salah satu kantin di sekolah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hampir seperempat dari seluruh jajanan anak sekolah masih belum memenuhi syarat. Berdasarkan data terakhir BPPOM di tahun 2012 tentang Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS), masih ada 24 persen jajanan yang tidak memenuhi syarat. Padahal setiap harinya anak-anak menghabiskan sekitar 7 sampai 8 jam hidupnya di sekolah.

Oleh karena itu peran Kantin Sehat di sekolah menjadi sangat penting sebagai pemberi asupan gizi pada generasi muda. Sangat menyedihkan jika anak-anak justru banyak yang mengkonsumsi makanan kurang berkualitas sehingga mengganggu perkembangan tubuh dan otaknya.

Data dari Badan Litbang Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa di tahun 2010 masih ada 44,4 persen anak-anak umur 7 sampai 12 tahun yang mengkonsumsi energi di bawah asupan minimal, dan sebanyak 30,6 persen belum mendapatkan asupan protein yang cukup. Padahal di masa depan, anak-anak inilah yang menjadi sumber daya manusia handal untuk Indonesia.

"Sumber daya manusia itu sangat penting. Di sebuah tempat dengan sumber daya alam yang kurang tetapi sumber daya manusianya bagus, justru akan maju," ujar Direktur Eksekutif Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI), MS Sembiring saat mengakhiri Sarasehan Publik 'Membangun Anak-Anak Kathulistiwa', Kamis 5 September 2013.

Sarasehan ini merupakan rangkain kegiatan Sekolah Sobat Bumi yang digagas oleh Pertamina Foundation yang bekerjsama dengan Yayasan KEHATI. Salah satu program tematik dari kegiatan tersebut adalah pengembangan Kantin Sehat.

Menurut Kepala Sekolah SD Negeri Ungaran 1 Yogyakarta, Kuswandi, anak-anak sekolah harus semakin banyak diberikan asupan makanan alami dan higienis. Makanan-makanan tradisional dengan tampilan yang sesuai dengan kesukaan anak-anak bisa menjadi salah satu asupan makanan alami.

"Jadi sedikit demi sedikit kita mengurangi makanan pabrik atau yang dalam kemasan," ujarnya selepas sarasehan. Makanan pabrikan atau makanan instan cenderung menggunakan bahan pengawet dan kemasannya bisa menjadi limbah. "Saat ini pengadaan kantin sehat itu mudah, tetapi mempopulerkan makanan tradisional yang masih menjadi tantangan," tambahnya.

Selaras dengan pernyataan Kuswandi, Kepala Sekolah SD Negeri 003 Balikpapan, Kalimantan Timur, Siti Sunarni, mengungkapkan kantin sehat memegang peranan penting sebagai pemberi asupan makanan berkualitas untuk anak-anak. "Anak-anak menghabiskan waktu 8 jam di sekolah, kalau kita tidak memberikan makanan yang layak, alangkah berdosanya kita," katanya.

Akan tetapi, menurutnya, upaya memberikan makanan sehat untuk anak-anak tidak berhenti di sekolah. Peranan orang tua untuk mengenalkan makanan sehat juga sangat penting. "Jadi kita juga melakukan sosialisasi ke wali murid tentang menu sehat. Hasil tidak akan maksimal jika ada kebijakan sekolah soal menu sehat sedangkan di rumah tidak dikenalkan," tambahnya. Kemudian untuk mengangkat panganan tradisional Indonesia, di SD Negeri 003 Balikpapan ada satu hari yang khusus menjajakan makanan tradisional.

Untuk mendapatkan hasil yang maksmimal demi menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman dan sehat, program Kantin Sehat dari Sekolah Sobat Bumi ini disandingkan dan diintegrasikan dengan dua program tematik yang lain, yaitu Kebun Raya Mini Sekolah dan Pengelolaan Sampah Sekolah 100 persen Bersih. Kebun mini bisa menjadi ruang hijau bagi sekolah sekaligus mengenalkan tanaman-tanaman lokal yang menjadi bahan dari makanan yang dijajakan di Kantin Sehat. Lalu sampah yang dihasilkan oleh kantin bisa diolah agar ramah lingkungan atau bermanfaat.

Program Sekolah Sobat Bumi akan memfasilitasi tujuh sekolah Adiwiyata Mandiri yang terpilih menjadi model sekolah umum berbudaya ramah lingkungan sosial, alam dan ekonomi. Masing-masing sekolah yang terpilih ini harus mampu membina  10 sekolah lain dan lingkungan sekitarnya melalui program-program tematik.

Tujuannya agar perubahan dan pemahaman soal isu lingkungan semakin meluas. Pada akhir sarasehan publik yang digelar di Hotel Ambhara dari tanggal 2 hingga 5 September 2013, Kepala Sekolah dari 7 sekolah Adiwiyata Mandiri itu menandatangani MoU dan Pakta Bersama tentang komitmen mereka menjadi bagian dari Sekolah Sobat Bumi.

Ketujuh sekolah tersebut adalah:

1.    SDN Ungaran 1, Yogyakarta

2.    SD Citra Alam Ciganjur, Jakarta

3.    SDN 005 Bukit Raya, Riau

4.    SDNP 12 Benhil, Jakarta

5.    SDN Bantarjati 9, Bogor

6.    SDN 04 Metro Timur, Lampung

7.    SDN 003 Balikpapan, Kalimantan Timur

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement