Selasa 03 Sep 2013 14:27 WIB

Wapres: RI Butuh 100 Tahun untuk Gapai Pendidikan Bermutu

Rep: Esthi Maharani/ Red: A.Syalaby Ichsan
Wakil Presiden Boediono
Foto: Antara/Andika Wahyu
Wakil Presiden Boediono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Boediono memprediksi Indonesia setidaknya membutuhkan waktu 100 tahun untuk benar-benar bisa mencapai pendidikan yang bermutu dan bisa diakses seluruh WNI.

Sampai saat ini, ujarnya, sejumlah hambatan masih terjadi, baik dari sisi penawaran ataupun permintaan di ranah pendidikan.

“Saya berani mengatakan dengan cara dan tempo seperti sekarang ini, barangkali membutuhkan tidak kurang 100 tahun untuk mendekati posisi pendidikan yang ideal. Sementara negara lain terus memacu diri,” katanya saat memberikan kuliah perdana Universitas Surya, Selasa (3/9).

Ia mengatakan, hambatan di sisi penawaran, misalnya, terkait dengan kuantitas dan kualitas pendidikan yang sangat bervariasi antar satu daerah dengan daerah lainnya. Faktor penyebabnya pun bermacam-macam, dari keterpencilan, terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan.

“Yang paling penting hambatan itu karena ketidakmerataan penyebaran guru yang mumpuni dan berkomitmen di tanah air,” katanya. Sedangkan hambatan di sisi permintaan terkait dengan kemiskinan, biaya sekolah yang mahal, hingga masih adanya sikap keluarga yang kurang menghargai pendidikan bagi anak-anak.

“Semuanya itu ikut menjadi penyebab ketidakmerataan pendidikan di Tanah Air,” katanya. Dengan kondisi pendidikan seperti saat ini, keinginan agar setiap anak Indonesia di pelosok manapun dengan latar belakang sosial ekonomi yang bervariasi dapat dengan mudah dan murah memperoleh pendidikan bermutu masih jauh untuk dicapai.

Padahal, hal tersebut diakui Wapres menjadi mimpinya. “Saya dan kita mendambakan system pendidikan yang mampu mendukung impian itu,” katanya. Namun, sebenarnya yang diinginkan lebih dari itu. Hal yang didambakan adalah sebuah system pencerdasan bangsa yang membuka kesempatan bagi WNI setiap saat, sepanjang hidupnya untuk meng-up grade diri dan mengaktulisasi potensi dan bakat.

“Saya mendambakan system life long education. Bayangkan, betapa majunya bangsa kita jika setiap WNI mewujudkan potensi maksimalnya,” katanya.

Karena itu, ia beranggapan, dengan perkembangan zaman, system pendidikan saat ini perlu didobrak dengan terobosan baru terutama dibidang teknologi, informasi, dan komunikasi.

 Wapres pun mendorong penerapan e-learning yang bisa mempermudah proses belajar. Dengan catatan, e-learning itu pun tetap memiliki standar pendidikan yang mumpuni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement