Sabtu 31 Aug 2013 12:54 WIB

Demokrat Harus Buka Kemungkinan Pemenang Konvensi Jadi Cawapres

Rep: dyah ratna meta novi/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Ketua Komite Konvensi Partai Demokrat Maftuh Basyuni (tengah) menyerahkan surat keputusan penetapan peserta konvensi kepada perwakilan peserta di Wisma Kodel Jakarta, Jumat (30/8). Komite Konvensi Partai Demokrat menetapkan 11 calon peserta untuk mengikuti
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Ketua Komite Konvensi Partai Demokrat Maftuh Basyuni (tengah) menyerahkan surat keputusan penetapan peserta konvensi kepada perwakilan peserta di Wisma Kodel Jakarta, Jumat (30/8). Komite Konvensi Partai Demokrat menetapkan 11 calon peserta untuk mengikuti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat disarankan memperhitungkan segala kemungkinan bila hasil konvensi calon presiden yang mereka selenggarakan tidak sesuai target. Misalnya, elektabilitas pemenang konvensi masih jauh di bawah capres yang diusung partai politik lain pada pemilihan presiden nanti.

"Kalau pemenang konovensi elektabilitasnya tetap kecil, pemenang konvensi harus mau diturunkan posisinya, misalnya jadi wakil presiden, dan berkoalisi dengan partai lain," kata Mantan Ketua Harian Konvensi Partai Golkar Slamet Effendi Yusuf, dalam diskusi bertajuk 'Konvensi, Audisi Penuh Teka-teki' di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (31/8).

Saran itu disampaikan Slamet berdasarkan pengalaman Partai Golkar saat melakukan konvensi capres pada pemilu 2004 lalu. Wiranto sebagai pemenang konvensi kala itu, ternyata kalah bersaing dengan capres dari parpol lain. Sehingga kalah pada pemilu 2004.

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu mengatakan, sebaiknya untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk, semua peserta konvensi oleh komite diberikan persyaratan tambahan. Bila elektabilitas tidak mencukupi untuk diusung sebagai capres, yang bersangkutan mau diturunkan menjadi wakil presiden. Pemeang konvensi juga harus siap disandingkan dengan calon dari partai lain yang tingkat keterpilihannya lebih tinggi.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement