Selasa 13 Aug 2013 16:47 WIB

Dampak Kemarau, Warga Semarang Mulai Kesulitan Air Bersih

Rep: Bowo Pribadi/ Red: A.Syalaby Ichsan
Musim kemarau panjang (ilustrasi).
Foto: Antara/Yusran Uccang
Musim kemarau panjang (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Setelah memasuki musim kemarau tahun ini, sejumlah desa di wilayah Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang mulai dilanda kesulitan air bersih.

 Berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Semarang, permohonan droping air bersih untuk warga sudah disampaikan pihak Desa Wonokerto.

 “Bahkan sebelum Lebaran, kami sudah melakukan droping air bersih kepada warga Wonokerto,” ujar Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Semarang, Pudji Hutomo, Selasa (13/8).

 Menurutnya, sejumlah desa di Kecamatan Bancak yang menjadi wilayah langganan kekeringan mulai mengalami krisis air bersih, jelang pergantian musim beberapa waktu lalu.

 Sehingga beberapa perangkat desa sudah mulai  mengusulkan bantuan air bersih kepada BPBD Pemkab Semarang. Untuk melayani permohonan bantuan air bersih dari masyarakat ini BPBD telah menyiapkan armada dan sarana pendukung lainnya.

 “Pokoknya, kami siap memenuhi permintaan bantuan air bersih, sejauh prosedurnya dengan melayangkan surat permintaan dari kelurahan atau desa yang bersangkutan,” tambah Pudji.

Ia menambahkan, pada musim kemarau kali ini, diperkirakan dampak kekeringan akan meluas. Ia mencontohkan, permohonan yang disampaikan warga di Kecamatan Beringin. Menurutnya, pada musim kemarau tahun lalu, tidak semua desa di wilayah ini mengajukan permohonan bantuan air bersih.

“Sekarang hampir seluruh desa di kecamatan ini sudah melayangkan surat permohonan air bersih. Padahal ini belum memasuki puncak musim kemarau,” lanjutnya.

 Berdasarkan data BPBD Pemkab Semarang, pada tahun lalu sedikitnya ada enam kecamatan di wilayah Kabupaten Semarang yang mengajukan permohonan bantuan air bersih.

Seperti Kecamatan Bancak, Bringin, Pringapus, Susukan, Tengaran dan Kecamatan Ungaran Timur. Untuk memenuhi permintaan ini, BPBD telah menyalurkan 333 tangki air bersih.

Anggaran untuk menyalurkan bantuan ini diambilkan dari dana tanggap darurat dengan total alokasi bantuan mencapai Rp 58 juta. Sedangkan untuk mengantisipasi dampak kekeringan tahun ini, pihaknya masih akan melihat perkembangan di lapangan.

Jika memang dampak kekeringan ini kian meluas dan titik lokasi bantuan bertambah BPBD akan kembali mengajukan permohonan ke Bakorwil Pati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement