REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Korban bencana alam di kawasan Urimessing, kecamatan Sirimau, Kota Ambon melakukan aksi pemblokiran jalan dengan membuang sampah pada ruas jalan Diponegoro, Jumat (2/8).
Warga memblokir jalan dengan membuang sampah sisa bencana ke ruas Jl Diponegoro, sehingga arus lalu lintas di kawasan tersebut macet.
Aksi protes warga dilakukan karena Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon dinilai lambat menangani persoalan bencana yang terjadi pada 30 Juli 2013 dan 1 Agustus 2012, kata Seorang warga Hengky Pesiwarissa.
"Pemkot Ambon lamban menagani bencana alam yang terjadi, karena sejak bencana terjadi kami warga kelurahan Ahusen tidak dibantu proses pembersihan lokasi bencana serta diberikan bantuan tanggap darurat" katanya.
Ia mengatakan sejak bencana banjir terjadi warga tidak pernah dibantu dengan alat berat dan air bersih untuk membersihkan sisa material sampah.
"Kami secara swadaya membersihkan rumah dan lingkungan yang terendam banjir, sehingga kami tidak dapat melakukan aktivitas kerja dan sekolah karena harus membersihan tempat dari lumpur dan sisa sampah," tandasnya.
Ia mengatakan Pemkot juga dinilai tutup mata atas bencana yang terjadi sejak 1 Agustus 2012, karena satu tahun bencana terjadi tidak pernah ada upaya penanganan.
"Kami tinggal di bantaran sungai dan jika curah hujan tinggi pasti akan terjadi luapan air yang berdampak bencana banjir, tetapi belum ada upaya penanganan serius dari pemerintah untuk merehabilitasi talud yang rusak akibat bencana, " kata Hengky.
Diakuinya, jika Pemkot tidak segera menangani persoalan bencana yang terjadi warga akan melakukan aksi pemblokiran jalan dengan sampah dalam jumlah yang lebih besar.
"Kami ingin masalah ini segera diselesaikan karena menyangkut keselamatan warga, untuk merehabilitasi talud yang patah sejak tahun lalu agar tidak terjadi bencana lagi," tandasnya.