Rabu 31 Jul 2013 17:11 WIB

Akibat Bandara Kualanamu, Dahlan Iskan Dihujat Lewat SMS Gelap

Terminal Keberangkatan Luar Negeri Bandara Internasional Kualanamu di Deli Serdang, Sumut.
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Terminal Keberangkatan Luar Negeri Bandara Internasional Kualanamu di Deli Serdang, Sumut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Teka-teki siapa sosok pengirim SMS gelap yang berisi hujatan terhadap Menteri BUMN Dahlan Iskan terjawab sudah, yaitu seorang Guru Besar (Prof).

"Setelah kita telusuri ternyata pengirim SMS tersebut adalah seorang tokoh pendidikan di Kota Medan. Inisialnya Prof JTHS, Guru Besar pada sebuah perguruan tinggi terkemuka di Sumatra Utara," kata Dahlan di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (31/7).

Menurut Dahlan, penelurusan siapa pengirim pesan singkat tersebut dilakukan untuk mencari informasi lebih lanjut soal isi pesan SMS mengenai situasi Bandara Kualanamu pascapengoperasian.

Dahlan menjelaskan, pada Ahad (28/7) 2013, atau tiga hari setelah operasional Bandara Kualanamu dirinya menerima SMS.

SMS tersebut bernada makian dengan menyebutkan bahwa akibat dioperasikannya Bandara Kualanamu telah menimbulkan kemacetan panjang hingga 10 kilometer.

SMS itu juga menyebutkan perjalanan kereta api dari Stasiun Besar Medan terlambat hingga lima jam. Tidak cukup disitu, sang pengirim SMS juga minta Dahlan untuk menyebarkan isi pesan tersebut kepada masyarakat.

"Ternyata menurut JTHS, semua yang diungkapkannya dalam SMS tersebut hanya berdasarkan kabar atau yang didengar dari orang lain bukan melihat fakta yang sesungguhnya," ujar Dahlan.

Meski demikian mantan Dirut PT PLN ini mengatakan tidak akan mempermasalahkannya. "Tapi saya heran saja, ada orang yang tidak senang terhadap keberadaan Bandara Kualanamu. Padahal bandar udara itu merupakan salah satu karya anak bangsa yang sekaligus menunjang perekonomian nasional," ucap Dahlan.

Karena kondisi sebenarnya tidak ada kereta yang terlambat hingga lima jam, tidak ada kemacetan panjang hingga 10 kilometer, dan aktivitas di bandara juga berlangsung normal.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement