Ahad 28 Jul 2013 22:56 WIB

Pemulung Hidup di Gerobak, Ini Komentar Mensos

Manusia gerobak (ilustrasi)
Foto: Republika/Rakhmawaty Lalang
Manusia gerobak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri mengatakan kehidupan para pemulung yang sehari-hari memanfaatkan gerobak sebagai tempat tinggal mereka sangat tidak manusiawi.

"Kehidupan mereka tidak manusiawi, terutama anak-anak mereka terpaksa tidak sekolah. Tumbuh kembangnya juga tidak sehat," kata Mensos di Jakarta, Minggu.

Menurut Mensos solusi yang paling bagus adalah memulangkan mereka ke daerah asalnya dan diberdayakan.

"Kita akan data mereka saya lihat ada sekitar 260 jiwa mereka yang tinggal di gerobak. Di Jakarta sekitar 1.200 jiwa pemulung jadi jumlahnya tidak begitu banyak yang digerobak, saya kira bisa cepat ditangani," tambah Mensos.

Mensos mengatakan hal tersebut saat berbuka puasa dengan ratusan pemulung yang tinggal di gerobak. Sebelum berbuka puasa bersama, Mensos juga berdialog dengan mereka.

Menurut Mensos, buka puasa bersama para pemulung itu untuk mendeteksi dan melihat langsung apa yang bisa dilakukan untuk membantu meningkatkan taraf hidup mereka.

"Kalau saya lihat mereka mau kembali ke daerah tapi dengan catatan ada pekerjaan dan dicarikan tempat tinggal. Mereka juga tidak mau hidup selama seperti ini," tutur Mensos.

Lebih lanjut Mensos mengatakan, penyelesaian masalah para pemulung tersebut harus komprehensif karena mereka juga saudara-saudara sebangsa dan anak-anak mereka juga generasi penerus.

"Semakin cepat mereka dipulangkan semakin baik, kita harapkan setelah Lebaran (Idul Fitri 1434 H) mereka bisa dipulangkan," ucap Mensos.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement