REPUBLIKA.CO.ID, MERAK -- Tim evakuasi kesulitan mengangkat truk yang tenggelam dan tersangkut di jembatan "movable braidge" atau lintasan penghubung dari darat ke galangan kapal di dermaga lima Pelabuhan Penyeberangan Merak. "Kami bekerja keras untuk mengangkat truk bermuatan tapioka seberat 30 ton itu," kata Humas PT Angkutan Sungai Danau Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry Cabang Merak Mario S Oetomo di Merak, Ahad (28/7).
Ia mengatakan, petugas evakuasi sejak pagi hingga siang belum berhasil mengangkat truk tronton yang tercebur ke laut itu. Peralatan berat sudah melilitkan kawat ke bagian as kendaraan, namun belum mampu terangkat. Padahal, kondisi truk menyangkut di jembatan movable braidge dan terlihat di daratan.
Namun, kata dia, beban truk terlalu berat dan posisinya berada di pinggir tiang beton jembatan. Saat ini, petugas terus bekerja keras dengan melilitkan kawat ke bagian lain untuk memudahkan pengangkatan truk. "Kami berharap sore ini truk yang tenggelam itu bisa terangkat," katanya.
Menurut dia, apabila truk sudah terangkat maka akan dilakukan pemeriksaan terhadap kekuatan jembatan tersebut. Jembatan lintasan di dermaga lima Pelabuhan Merak itu dibangun tahun 1999. Kekuatan tonase jembatan itu bisa menampung beban berat 50 ton. "Kami saat ini belum bisa menyimpulkan ambruknya jembatan lintasan dermaga lima itu," katanya.
Ia menyebutkan, akibat lintasan dermaga lima tidak berfungsi menimbulkan kepadatan kendaraan di sekitar Pelabuhan Merak. Namun, arus kendaraan berjalan lancar karena mengoperasikan sebanyak 28 kapal. "Kami secepatnya untuk melakukan perbaikan jembatan di dermaga lima dan sebelum Lebaran bisa difungsikan lagi," katanya.
Sementara itu, pengamanan evakuasi jembatan dermaga lima Pelabuhan Merak dijaga ketat dengan menerjunkan anggota Kepolisian Daerah Banten dilengkapi senjata serbu. "Kami menjaga pengamanan ini sejak malam hingga sekarang," kata Kepala Kepolisian Sektor Pelabuhan Merak Ajun Komisaris Kamarul Wahyudi.