REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S. Pane memprediksi Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Putut Eko Bayu Seno berpeluang besar menggantikan jabatan Jenderal Timur Pradopo sebagai Kapolri.
"Putut akan dipromosikan bintang tiga dan akan masuk bursa calon Kapolri. Peluangnya besar untuk jadi Kapolri," kata Neta di Jakarta, Rabu.
Putut yang saat ini masih berpangkat bintang dua, menurut dia, akan mendapat promosi bintang tiga dalam waktu singkat untuk memuluskan langkahnya sebagai calon Kapolri.
Menurut dia, Putut akan naik jabatan bintang tiga sebagai imbas pergantian Wakapolri Komjen Pol Nanan Sukarna yang akan memasuki masa pensiun pada akhir Juli 2013.
"Wakapolri kan jabatan nomor dua setelah Kapolri, tentunya akan diisi jenderal bintang 3 senior. Menurut saya Oegroseno berpeluang paling besar jadi Wakapolri," kata Neta.
Menurut dia, Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri Komjen Pol Oegroseno paling berpotensi menggantikan Komjen Pol Nanan Sukarna sebagai Wakapolri. Selanjutnya, dia memperkirakan posisi Oegroseno kemungkinan besar akan digantikan oleh Putut.
"Ini berkaitan dengan setingan untuk calon Kapolri. Begitu Oegroseno naik (jadi Wakapolri), posisi dia akan digantikan Putut sehingga Putut akan naik pangkat dan bisa masuk bursa Kapolri," katanya.
Bila prediksinya benar, fenomena Timur Pradopo akan berulang kembali. Sebelum menjabat sebagai Kapolri, Timur merupakan Kapolda Metro Jaya. Dia lantas naik pangkat bintang tiga saat menduduki jabatan sebagai Kabaharkam menggantikan Komjen Pol Iman Haryatna yang ketika itu pensiun dan Timur selanjutnya masuk dalam bursa calon Kapolri.
Sementara para jenderal lainnya yang ramai disebut berpeluang menggantikan posisi Timur sebagai Kapolri di antaranya Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Anang Iskandar, Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polri Komjen Pol Sutarman dan Kepala Lembaga Pendidikan Kepolisian Komjen Pol Budi Gunawan.
Menurut dia, bursa calon Kapolri saat ini sangat menarik karena dari beberapa calon, tiga di antaranya merupakan mantan ajudan presiden.
Sutarman merupakan ajudan era kepemimpinan mantan presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Sementara Budi Gunawan adalah ajudan mantan presiden Megawati dan Putut mantan ajudan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Kami melihat dua calon kuatnya yakni Budi dan Putut, siapa nanti yang akan terpilih itu merupakan hak prerogratif presiden," katanya.