REPUBLIKA.CO.ID, MERAPI -- Hujan masih turun di kawasan pos II, jalur pendakian Gunung Merapi melalui New Selo, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah, sekira pukul 03.45 WIB.
Sambil menunggu hujan sedikit mereda, Yoko (32) mempersilakan dua orang tamunya (pendaki), menikmati bekal sahur yang dibawa, sambil berteduh di batu besar yang ada di pos tersebut. Kebetulan, kedua tamunya tak membawa jas hujan atau jaket yang mampu melindungi tubuh. Sehingga mereka memutuskan untuk menunda pendakian dan singgah di pos II.
Belum tuntas mereka menyantap bekal tersebut, tiba- tiba terdengar letupan yang disusul suara gemuruh yang sempat berlangsung beberapa detik. Suara gemuruh ini seperti suara guguran material padat Merapi. “Saya langsung menduga, ini suara erupsi Merapi,” ujar Yoko yang dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Senin (22/7).
Tepat pukul 04.00 WIB, Yoko segera segera mengontak pemandu lain yang sudah terlebih dahulu melanjutkan pendakian, melalui pesawat handy talkie (HT). Dugaannya tak meleset, dari pesawat HT, dua orang pemandu bersama tiga orang tamu menginformasikan telah membatalkan pendakian dan memilih kembali ke pos II.
Alasannya, di kawasan Pasar Bubrah atau pos III pendakian jalur ini terjadi hujan material vulkanis berupa pasir, sesaat usai terdengar letupan dari puncak Merapi. “Dini hari itu juga, seluruh proses pendakian dihentikan dan para pemandu serta pendaki segera turun di tengah hujan yang masih mengguyur,” lanjutnya.
Berbicara terpisah, Saderi (27), warga Desa Lencoh, Kecamatan Selo menuturkan, erupsi yang terjadi pada Senin dini hari dapat dilihat dari data seismograph yang ada di Pos Pengamatan Merapi, di Kecamatan Selo. “Ada beberapa kali kegempaan vulkanik dengan skala besar yang dapat dipantau dari seismograph yang ada di Pos Pengamatan Merapi Selo,” ujarnya.
Yoko menambahkan, dalam sepekan terakhir memang terjadi perubahan yang terjadi pada kawah Merapi. Jika biasanya dari atas kawah terlihat lahar, beberapa hari terakhir tak terlihat lagi dan seperti tersumbat. “Sehingga lahar yang menjadi daya tarik pendakian ke puncak Merapi hampir sepekan ini taj terlihat lagi,” tambahnya.