Jumat 05 Jan 2024 22:58 WIB

Erupsi Gunung Merapi Belum Perlihatkan Tanda Berakhir

Gunung Merapi mengalami erupsi sampai saat ini.

Gunung Merapi  (ilustrasi). Gunung Merapi mengalami erupsi sampai saat ini
Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Gunung Merapi (ilustrasi). Gunung Merapi mengalami erupsi sampai saat ini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan erupsi Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta belum memperlihatkan tanda-tanda berakhir. 

Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso, mengatakan erupsi masih berlangsung dengan intensitas yang cukup tinggi dengan kejadian guguran mencapai ratusan kali per hari.

Baca Juga

"Kondisi ini sepertinya belum akan berakhir dalam waktu dekat karena berdasarkan data pemantauan dari metode seismik dan deformasi menunjukkan bahwa suplai magma masih berlangsung," dalam laporan yang dikutip melalui akun Instagram resmi BPPTKG di Jakarta, Jumat (5/1/2023).

Pada 4 Januari 2024, Gunung Merapi telah genap tiga tahun memasuki fase erupsi. Gunung berapi aktif yang memiliki ketinggian 2.968 meter di atas permukaan laut tersebut masih berstatus level III atau Siaga. 

Agus menjelaskan potensi bahaya yang diakibatkan oleh erupsi bersumber dari awan panas guguran yang bisa terjadi kepada sungai-sungai di sektor tenggara sampai dengan barat daya dengan jarak luncur maksimal sejauh 7 kilometer. 

Menurutnya, masyarakat masih bisa beraktivitas secara normal di luar potensi bahaya. Daerah potensi bahaya hanya berada sekitar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi. 

Adapun terkhusus bagi masyarakat yang beraktivitas di badan sungai, seperti penambang pasir dan lainnya, maka BPPTKG mengimbau untuk mewaspadai kejadian lahar dan awan panas guguran. 

"Curah hujan yang tinggi yang terjadi di puncak Gunung Merapi dapat mengganggu kestabilan kubah lava dan menimbulkan awan panas guguran, serta dapat menimbulkan lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi," kata Agus.

Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan Gunung Merapi menyemburkan awan panas guguran sejauh 1.800 meter yang mengarah ke barat daya Kali Bebeng.

Kepala PVMBG Hendra Gunawan mengatakan awan panas guguran itu terjadi pukul 18.18 WIB dengan amplitudo maksimum 19 milimeter dengan durasi 155,56 detik.

"Masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah bahaya yang direkomendasikan," kata Hendra dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.

Sejak 5 November 2020 hingga sekarang, Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta tersebut menempati status kebencanaan level III atau siaga karena aktivitas vulkanik masih cukup tinggi berupa erupsi efusif.

Baca juga: Suka Bangun Malam Hari Kemudian Ingin Tidur Lagi, Baca Doa Rasulullah SAW Ini

PVMBG menyatakan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer. Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.

PVMBG mengimbau masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya Gunung Merapi.  

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement