Kamis 18 Jul 2013 20:40 WIB

'Pemeliharaan Jalan Pantura Selalu Beriimpitan dengan Lebaran'

Perbaikan jalan Pantura di kilometer 193,600 di Pejagan, kecamatan Tanjung, Brebes, Selasa (16/7).
Foto: Republika/Ajeng Ritzki Pitakasari
Perbaikan jalan Pantura di kilometer 193,600 di Pejagan, kecamatan Tanjung, Brebes, Selasa (16/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemeliharaan dan pembangunan jalan baru di Pantura Jawa hendaknya dilakukan lebih awal yaitu sekitar Maret sehingga dapat diselesaikan sebelum pelaksanaan arus mudik lebaran, kata Anggota IV BPK Ali Masykur Musa.

"Hasil audit BPK selalu menyimpulkan bahwa pelaksanaan pemeliharaan jalan di Pantura selalu berimpitan dengan lebaran padahal harusnya menjelang lebaran itu sudah siap," katanya usai mengikuti bedah buku di Kantor PB Nahdlatul Ulama (NU) Jakarta, Kamis (18/7) malam.

Kesimpulan lain yaitu karena ketergesaan mengejar arus mudik lebaran maka kualitas pemeliharaan jalan menjadi jelek dan terkesan tambal sulam karena baru diperbaiki tiba-tiba sudah rusak kembali.

Menurut tokoh muda NU itu, setiap tahun Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melakukan audit pemeliharaan jalan Pantai Utara (Pantura) Jawa sepanjang 1.100 km dan umumnya menemukan tiga hal yaitu pertama ditemukan kemahalan material karena ketergesaan menyelesaikan pekerjaan.

Kedua terjadi kelebihan bayar yaitu volume yang dikerjakan tidak sesuai dengan pembayaran. Ketiga, ada ketidaksesuaian antara desain konstruksi jalan dengan volume kendaraan dan beban jalan, akibatnya jalur Pantura Jawa cepat mengalami kerusakan.

"Akibat kelebihan bayar maka kontraktor setiap tahun selalu mengembalikan dana ke negera," kata mantan Ketua Umum PB Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) itu.

Ia juga mengungkapkan bahwa BPK merekomendasikan kontraktraktor jalan yang tidak mengerjakan dengan baik tidak lagi diberikan kesempatan mengikuti tender tahun berikutnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement