REPUBLIKA.CO.ID, NUNUKAN -- PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, menjual ringgit Malaysia rata-rata sebanyak 100 ribu hingga 200 ribu per bulan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang akan berkunjung ke negara itu. Pemimpin Cabang BRI Nunukan, Fahmi Hidayat di Nunukan, Kamis (18/7) mengatakan bank yang dipimpinnya membuka loket penukaran mata uang asing yang khusus melayani penukaran mata uang ringgit Malaysia.
Menurut Fahmi, tingginya minat masyarakat di Kabupaten Nunukan menukarkan mata uang rupiah ke ringgit ataupun sebaliknya karena mudahnya masuk ke wilayah itu melalui Nunukan. Banyak juga tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Sabah Malaysia yang masuk atau keluar melalui Nunukan.
Kurs yang berlaku saat ini untuk satu ringgit Malaysia sebesar Rp 3.200 sehingga jumlah penjualan sebesar 100 ribu ringgit hingga 200 ribu ringgit setara dengan sekitar Rp 320 juta hingga Rp 640 juta. "Mata uang Malaysia banyak sekali dan mudah masuk ke Nunukan karena setiap hari TKI maupun warga setempat berbelanja di Tawau (Malaysia)," ujar Fahmi.
Ia menyebutkan BRI Nunukan menyediakan mata uang negara jiran tersebut senilai 1 juta ringgit atau pada kisaran Rp 3,2 miliar per tahun. Fahmi mengaku jumlah penjualan mata uang ringgit masih jauh dari target berhubung untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat setempat kebanyakan menukarkannya kepada pedagang.
Untuk meningkatkan pelayanan penukaran mata uang ringgit Malaysia, BRI Nunukan berencana membuka satu loket lagi di Kantor Kas BRI Sei Nyamuk Pulau Sebatik jika telah mendapatkan izin dari kantor pusat. "Jadi kami tidak akan melayani spekulan untuk menjual mata uang rupiah atau ringgitnya. Kita hanya melayani masyarakat umum semata dalam rangka menjaga stabilitas nilai tukar," ujarnya.