Jumat 12 Jul 2013 13:53 WIB

Ratusan TKI Ilegal Arab Saudi Tiba di Tanah Air

 Sebanyak 278 orang TKI illegal asal Arab Saudi dengan  status over stayer semalam kembali ke tanah air
Foto: Faisal R Syam
Sebanyak 278 orang TKI illegal asal Arab Saudi dengan status over stayer semalam kembali ke tanah air

REPUBLIKA.CO.ID,  Oleh Muhammad Subarkah

JAKARTA -- Sebanyak 278 orang TKI illegal asal Arab Saudi dengan  status over stayer semalam kembali ke tanah air. Mereka mendarat setelah setelah terbang selama delapan jam dari Jeddah ke Jakarta dengan menumpang pesawat maskapai penerbangan Garuda Indonesia Airways.

Begitu tiba di terminal kedatangan TKI Bandara Soekarno-Hatta banyak diantara mereka terharu, tertawa lepas, dan menitikan air mata. Dan mereka tampak semakin gembira ketika diberitahu bahwa kepulangan mereka dari Bandara ke halamannya tidak perlu membayar alias gratis.

‘’Terima kasih Pak kami telah diurus dengan baik. Memang sangat tidak enak kerja di Saudi Arabia tanpa surat yang sah. Kami nggak mau balik lagi,’’ Ida Royani (34 tahun) TKI asal Cirebon, ketika memberikan pidatonya pada acara serah terima pemulangan TKI antara pihak Kemenlu dan BNP2TKI.

Ida menyatakan merasa lega setelah sampai di tanah air kembali. Ia mengaku sudah hampir dua tahun kerja ‘kucing-kucingan’ menjadi penata laksana rumah tangga pada seorang majikan asal Mesir di Jeddah. Gajinya pun cukup lumayan sudah mencapai 1.200 real per bulan (sekitar Rp 3,6 juta) per bulan.

’’Tapi walau digaji lumayan saya nggak mau balik lagi. Saya akan buka usaha di rumah bersama anak dan suami,’’ ujarnya.

Sikap yang sama juga dinyatakan ratusan TKI lainnya. Ketika Kepala BNP2TKI bertanya mengenai kesedian mereka untuk pulang lagi bekerja di Arab Saudi, serempak semunya menyatakan, ’’Tidak mau...!’’ Mereka mengaku jera kerja di Arab Suadi karena kerapkali tidak mendapat bayaran.

Melalui cerita Ida misalnya, semula pada fase kepergian pertama dan kedua untuk bekerja di Arab Saudi (antara tahun 20004 hingga 2009) memang tidak masalah . Ia pun merasa tenang bekerja di sana. Namun situasi ini berubah dratsis pada fase kepergiannya yang terakhir karena pada fase ini ia mendapatkan majikan yang bermasalah.

‘’Yang terakhir pada 2009 lalu saya bekerja pada seorang majikan Arab Baduy di Alqasim (sebuah kota sekitar empat jam perjalanan dari Jeddah. Kami bekerja di tempat terpencil yang di sana banyak terdapat domba, kurma, dan onta. Nah, ketika saya bekerja dengan dia selama enam bulan saya tak dibayar. Celakanya lagi saya kemudian ditinggal begitu saja ketika mengikuti majikan umrah di Makkah. Saya ditinggal di dalam masjid tanpa bekal dan tanpa uang. Hanya satu pakain yang melekat di badan,’’ kata Ida.

Keadaan terlantar itu, dialaminya hingga lima hari lamanya. Dia tidur dan makan di dalam masjid paspor Masjidil Haram tanpa mandi serta hanya berharap pada pemberian orang yang kebetulan umrah.

’’Saya lapor polisi. Tapi saya tak diantarkan dan majikan pun tak mencarinya. Untunglah kemudian ada orang Mesir yang mau menolong saya dengan mengajak kerja di Jeddah. Nah, semenjak itulah saya kerja tanpa surat izin, karena semua paspor dan identitas saya berada di tangan majikan lama saya yang kurang ajar itu. Tapi sudahlah semua telah berakhir, dan kini saya bisa pulang,’’ tandasnya.

Menanggapi kepulangan rombongan pertama TKI overstayer, Kepala BNP2TKI Moh Jumhur Hidayat menyatakan pada rombongan ini sebenarnya masih ada 46 orang TKI yang tertinggal di Jeddah. Mereka tak bisa pulang karena ada masalah administrasi, yakni sidik jari mereka tidak terlacak di bagian pemeriksaan imigrasi di Saudi Arabia. Meski begitu, pihaknya berharap persoalan ini dapat segera diselesaikan karena itu hanya soal teknis saja.

‘’Kami berharap mereka juga  bisa pulang. Kami berusaha menyakinkan pihak Saudi Arabia bahwa itu tak perlu terlalu dimasalahkan sebab tokh mereka menyatakan ingin pulang ke Indonesia. Namun, dalam soal ini kami bersyukur sebab pada akhirnya amnesty buat TKI overstayer kita yang ada di Saudi Arabia diperpanjang hingga 4 Oktober 2013. Jadi saya kira pemulangan mereka akan bisa lancar,’’ tandas Jumhur seraya mengatakan masih ada sekitar 100 ribu TKI lagi asal Jeddah yang akan segera pulang ke tanah air.

Menurut Jumhur, sebenarnya tak hanya TKI asal Indonesia saja yang bermasalah ketika ada keputusan pemberian amnesti dari pemerintah Arab Saudi. Tenaga kerja asing asal Bangladesh, India, dan Yaman juga ikut rebut. Bahkan, tenaga kerja asal Yaman sempat saling berkelahi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement