REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ramadhan kerap menjadi 'gula' bagi para pengemis. Termasuk buat Asep alias Iyong. Pengemis yang biasa beroperasi di Pasar Baru, Jakarta ini pun mengaku bakal lebih 'giat' pada Ramadhan kali ini.
Pengemis tunanetra ini mengaku akan mengemis mulai jam 11 siang hingga jam 11 malam di daerah operasinya. "Alhamdulillah saya belum pernah kena operasi Pol PP. Pak Rt dan Rw juga gak pernah ngusil" ungkap Asep, saat ditemui RoL, di Menteng, Jakarta, Selasa (9/7).
Asep tinggal di daerah Pasar Senen, Jakarta. Setiap hari, ia berjalan kaki dari rumahnya ke Pasar Baru hingga berakhir di depan Hero Menteng Jalan Cokroaminoto. Bapak dari 5 anak ini, biasanya mengemis dari pagi hari hingga Jam 11 malam. Setelah jam 11 malam, ia akan pulang menggunakan taksi.
"Bayar ongkosnya dari hasil ngemis. Terkadang kita ngasih tapi supirnya gak mau nerima" ujar Asep. Ia bisa mendapatkan uang dari mengemis seharinya mencapai Rp.60.000.
"Saya dan teman saya naik motor ke arah Jakarta dari arah Cirebon. Mobil dari arah yang berlawanan nabrak motor saya. Temen saya mati, Alhamdulillah saya selamat tapi urat mata saya putus dan saya buta sampai sekarang" ungkap Asep.
Dahulunya ia adalah seorang supir bajai. Akan tetapi, akibat kecelakaan tersebut ia tidak bisa mengendarai bajaj lagi. "Saya dulunya nyupir bajai sama service bajaj" ujar Asep.
Ia mengaku, mengemis dengan terpaksa. Meski tangan dan kaki sehat tetapi matanya buta. Sebenarnya, ia ingin seperti dulu lagi, mengendarai bajaj dan menerima jasa reparasi bajaj.