Selasa 09 Jul 2013 02:13 WIB

Keren, Puluhan Petani Ini Tolak BLSM

  Petugas melayani warga yang mengambil uang Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) di Jakarta, Sabtu (22/6).  (Republika/Aditya Pradana Putra)
Petugas melayani warga yang mengambil uang Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) di Jakarta, Sabtu (22/6). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG---Jika banyak orang berbondong-bondong ingin menerima bantuan langsung sementara (BLSM), lain halnya dengan para petani di Temanggung. Sebanyak 59 petani tembakau di Desa Legoksari Kabupaten Temanggung menolak masuk daftar penerima bantuan langsung sementara masyarakat sebagai kompensasi kenaikan harga bahan bakar minyak.

Kepala Desa Legoksari, Kecamatan Tlogomulyo, Subakir di Temanggung, mengatakan, dari 69 rumah tangga sasaran (RTS) yang masuk daftar penerima BLSM di Desa Legoksari, hanya 10 RTS yang layak mendapatkan BLSM.

Ia mengatakan, setelah diverifikasi dan bermusyawarah dengan masyarakat yang layak menerima BLSM hanya 10 RTS, sedangkan 59 RTS lainnya minta dicoret dari daftar penerima BLSM. "Setelah diverifikasi hanya 10 RTS yang layak mendapat BLSM dan ada enam RTS yang tidak masuk daftar penerima BLSM yang sebenarnya layak mendapatkannya maka kami usulkan lewat kecamatan," katanya saat mengantarkan warganya mengambil BLSM di Kantor Camat Tlogomulyo.

Menurut dia, enam RTS yang diusulkan untuk mendapatkan BLSM, antara lain karena janda atau duda miskin yang berusia lanjut dan sebuah keluarga yang suaminya tidak bisa bekerja karena mengalami kebutaan.

Ia mengatakan, lebih baik dilaksanakan padat karya dibanding bantuan tunai. Padat karya lebih mengena sasaran, sedangkan bantuan tunai akan habis dalam sekejap untuk konsumstif yang terkadang menyeleweng dari maksud awal.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement