Kamis 27 Jun 2013 11:04 WIB

Titik Api di Riau Kini Hanya Enam

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Citra Listya Rini
 Sejumlah warga menyaksikan kobaran api di lahan gambut di Kecamatan Bangko Pusako Kabupaten Rokan Hilir, Riau, Sabtu (22/6).
Foto: Antara//Wandy Hamid
Sejumlah warga menyaksikan kobaran api di lahan gambut di Kecamatan Bangko Pusako Kabupaten Rokan Hilir, Riau, Sabtu (22/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah titik api (hotspot) di Pekanbaru, Riau yang tadinya 164 titik, kini hanya enam titik. Hal itu disampaikan Kepala Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Heru Widodo saat ditemui di Auditorium BPPT, Kamis (27/6). 

"Tinggal enam. Itu keberhasilan tim (karena) ini kan operasi terpadu. Dari darat juga melakukan penyemprotan," kata Heru.

Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan melibatkan berbagai pihak. Mulai dari TNI, BPPT, BNPB, pemadam kebakaran dan relawan. Heru menjelaskan penyemaian garam di udara dimulai pada Sabtu (22/6) lalu. 

Sewaktu pertama kali tiba di Riau memang cuacanya sangat kering, tapi ketika terbang sudah ada awan-awan. Hari pertama hujan turun di Dumai. Menurut Heru, hal itu menjadi cikal bakal yang cukup untuk memicu kondisi cuaca yang ada di wilayah Riau dan sekitarnya. 

"Sistem kami tidak harus menghujankan seluruh daerah. Dengan awan-awan yang ada bisa mengubah dinamika cuaca di sekitarnya dan terbukti hari kedua turun hujan," ujar Heru. 

Hari ketiga hujan semakin deras. Indragiri mulai hujan. Hujan cukup besar terjadi di Pekanbaru, Dumai, Bengkalis dan Duri. Ia memprediksi akan turun hujan yang lebih besar hari ini.

Kondisi cuaca di Riau, cahaya matahari sudah mulai bisa masuk. Awan konveksi yang sebagian tertutup awan, mulai tumbuh. Akibatnya jumlah awan juga bertambah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement