Sabtu 22 Jun 2013 21:57 WIB

Aparat Diminta Hati-Hati Usut Perusahaan Pelaku Pembakaran Hutan

Rep: Ichsan Emrald Alamsy/ Red: Mansyur Faqih
Titik panas kebakaran hutan di Sumatra
Foto: ANTARA
Titik panas kebakaran hutan di Sumatra

REPUBLIKA.CO.ID, DUMAI -- Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Riau, Sahroji meminta aparat berhati-hati dalam mengusut upaya pembakaran oleh oknum perusahaan. Misalnya, diselidiki apakah titik api tersebut memang dipicu di lahan perusahaan atau terbawa angin dari wilayah lain. Karena berdasarkan pantauan timnya, api lebih banyak berada di lahan perorangan. 

"Tampaknya jika yang membakar warga tak mungkin karena di musim kemarau dan merugikan mereka sendiri menjelang musim panen," ucap dia kepada Republika, Sabtu (22/6).

Berdasarkan pantauan Republika, kebakaran dan titik api memang berasal dari lahan perkebunan. Salah satunya di Kampung Sejati, Kecamatan Sungai Sembilan, Kotamadya Dumai. Menurut Sumitro (43 tahun), warga pemilik lahan di kampung tersebut, masyarakat sudah keluar dan menyelamatkan diri dari kebakaran dan pengaruh asap tebal. Namun yang pasti kebakaran itu menyebabkan mata pencarian warga hilang.

Menurutnya, dari seluruh lahan yang terbakar, hanya empat persen yang berupa hutan. Sebanyak 86 persen merupakan lahan pertanian atau perkebunan. Di Provinsi Riau, sejak Januari hingga 22 Juni ditemukan 2.190 titik api. Namun hingga Sabtu ini berhasil ditangani hingga menyisakan 13 titik api.

Menurutnya, justru yang berbahaya dan tak terlihat adalah api dari bawah (ground fire) di lahan gambut. Tim gabungan sudah mencoba memadamkan api tersebut dengan memasukan pipa panjang ke dalam tanah. "Tapi efektivitasnya kurang karena butuh waktu satu jam untuk memadamkan," tutur dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement