Jumat 21 Jun 2013 08:20 WIB

Pengungsi Syiah Tidak Tahu Dipindahkan ke Rusun

Rep: Andi Ikhbal/ Red: Karta Raharja Ucu
  Salah satu tokoh Ulama Madura, menenangkan massa saat akan berusaha menerobos blokade Polisi, usai mengikuti istighasah terkait pengungsi Syiah, di Sampang, Jatim, Kamis (20/6).    (Antara/Saiful Bahri)
Salah satu tokoh Ulama Madura, menenangkan massa saat akan berusaha menerobos blokade Polisi, usai mengikuti istighasah terkait pengungsi Syiah, di Sampang, Jatim, Kamis (20/6). (Antara/Saiful Bahri)

REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Para pengungsi dari komunitas Syiah di Sampang mengaku tidak mengetahui soal pemindahan mereka ke ruangan di rumah susun (Rusun) Jemundo, Sidoarjo, Jawa Timur.

Karenanya, setiba di lokasi, Kamis (20/6) malam, mereka sempat menuntut dipulangkan ke desanya masing-masing.

Pantauan ROL, sebanyak 157 orang pengungsi awalnya dikumpulkan di ruang tengah lantai dasar rusun. Dengan beralaskan matras biru, mereka duduk bersila sambil mengunyah makanan. Mata sembab kemerahan nampak jelas menggambarkan kesedihan mereka.

“Kami lebih baik pulang daripada tidur di sini,” kata Ayu (15), seorang remaja yang sejak tadi tertunduk sedih sambil memangku adiknya.

Sebagian warga juga tidak mengetahui kalau pemindahan mereka ke rusun akan difasilitasi tempat tinggal yang layak. Awalnya mereka berfikir hanya akan dibiarkan menumpuk berada di ruang tengah tersebut layaknya tempat pengungsian di GOR Sampang. Namun, saat petugas memanggil nama mereka satu per satu dan diminta masuk ke ruangan, seyuman mulai menghiasi raut wajah mereka.

Warga lainnya, Hamim mengaku, tidak ada pemberitahuan ke warga soal fasilitas kamar yang akan mereka tempati. Sebab, informasi yang diterimanya, hanya sebatas relokasi pengungsian. Bahkan, dia berfikir, maksud pernyataan tersebut yaitu memulangkan mereka ke kampung halaman.

“Tapi kami bingung, keluar GOR, justru di bawa ke arah Pamakasan menuju Surabaya,” ujarnya.

Hamim hidup bersama isteri dan tiga orang anaknya. Dua di antaranya masih balita, saat diberitahu akan ada pemberian susu pada para anak kecil, wajahnya semakin sumringah. Targetnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) akan memberikan pendampingan ke para pengungsi selama sepekan ke depan.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Cipta Karya, Gentur Prihantomo mengatakan, warga sama sekali tidak dikenakan biaya untuk tinggal di rusun tersebut. Selain kamar, mereka juga akan mendapatkan kasur dan selimut. Dalam satu hari, mereka akan mendapatkan makan sebanyak tiga kali dan untuk warga memiliki balita diberikan susu.

Kordinator Tagana Provinsi Jatim, Suhartoyo mengatakan, bahan makanan yang ada di dapur umum saat ini cukup untuk tiga hari. Namun, bila ada perpanjangan waktu, sebut Suhartoyo, pihaknya akan menambah stok tiga hari ke depan. “Standarnya satu pekan, penambahan waktu per tiga hari,” kata Suhartoyo.

Rusun Jemundo memiliki enam lantai dengan dua bangunan gedung yaitu blok A dan B. Para pengungsi Syiah menampati 76 kamar di blok A lantai tiga hingga enam. Namun, pemindahan tersebut sempat mendapat sambutan yang kurang bersahabat dari para penghuni lama rusun tersebut. Sebab, secara sepihak pengelola rusun meminta mereka untuk pindah dari bangunan blok A ke blok B.

Seorang penghuni lama, Robert mengatakan, dia bersama puluhan penghuni lama tidak keberatan dengan relokasi pengungsi ke rusun yang ditempatinya. Hanya saja ada upaya penggusuran yang mengharuskan mereka pindah mambawa barang perabotannya ke gedung sebelah. “Kalau seperti ini, kami yang justru menjadi pengungsi,” ujarnya.

Ia meminta pengelola rusun tidak mendiskriminasikan mereka dengan cara tersebut. Solusinya, agar tidak terjadi percampuran dengan para pengungsi, dia menyarankan, lantai dua bangunan blok B, dikhususkan untuk para penghuni lama. Dia menambahkan, masih ada empat kamar kosong yang bisa ditempati tiga penghuni lama yang berada di lantai atas.

Tidak semua warga pengungsi tersebut Kamis malam lalu berhasil dievakuasi. Masih ada lima orang yang tertinggal di Sampang karena saat relokasi sedang tidak berada ditempat. Pihak Petugas sudah menghubungi mereka dan meminta kelimanya datang ke kantor Dinas Sosial Kabupaten Sampang untuk diantar ke rusun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement