REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Fraksi Hanura Saleh Husin menganggap kekalahan dalam menentukan kenaikan harga BBM karena kursi yang mereka miliki di DPR masih sedikit. Meski kalah, ia berjanji untuk tetap berusaha konsisten menolak kenaikan harga BBM.
Hanura, ujar Saleh, berusaha menunjukkan empati kepada masyarakat bawah yang hidupnya sulit dan dalam kemiskinan. Apalagi sebentar lagi akan masuk Ramadhan yang dilanjutkan dengan lebaran. Saat ini saja harga barang kebutuhan pokok sudah naik. Apalagi dengan kenaikan harga BBM, maka harga barang akan naik hingga dua kali lipat. "Hal ini tentu akan memukul perekonomian rakyat kecil," terangnya.
Saat ini, ujar Saleh, harga minyak mentah masih di bawah 100 dolar AS per barel. Karenanya, keputusan pemerintah menaikkan harga BBM sulit diterima. "Namun kalah-menang dalam voting untuk mengambil keputusan itu biasa. Yang terpenting rakyat tahu kami menolak kenaikan harga BBM," ujarnya.
Ke depan, kata Saleh, Hanura akan berusaha menaikkan elektabilitas untuk mendapatkan suara yang lebih banyak di DPR. Sehingga, dapat lebih memperjuangkan kepentingan masyarakat.
Saleh juga prihatin karena BLSM berasal dari hutang. Seolah pemerintah membantu masyarakat dengan BLSM setelah menaikkan harga BBM.
"Tapi kalau bantuan itu juga hanya dari hutang, sama saja nanti anak cucu yang akan menanggungnya. Lagi pula BLSM sebesar Rp 150 ribu per bulan tak ada artinya jika dibandingkan dengan kenaikan harga, satu hari hanya dapat Rp 5.000, untuk apa," kata Saleh.