Senin 17 Jun 2013 22:29 WIB

Pandangan Akhir Fraksi, PKS Sindir SBY

Rep: Ira Sasmita/ Red: Heri Ruslan
Suasana rapat Paripurna DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (17/6).
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Suasana rapat Paripurna DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (17/6).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyindir Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menyampaikan pandangan akhir fraksi dalam rapat paripurna pengambilan keputusan akhir tentang RAPBN-P 2013, Senin (17/6) malam.

"Hingga malam ini presiden RI berdasarkan UU Nomor 19 tahun 2012 bisa saja mengumumkan kenaikan harga BBM. Tapi sampai malam ini kami mendengar presiden tidak kunjung menaikkan harga BBM," kata perwakilan dari Fraksi PKS, Fahri Hamzah.

Apapun keputusan akhir yang diambil pada rapat paripurna termasuk jika DPR menolak kenaikan BBM, menurut Fahri presiden tetap bisa menaikkan harga BBM. 

"Tapi kami mendengar bahwa presiden ragu," ujarnya.

Wakil Sekretaris Jenderal PKS itu menambahkan, akibat belum kunjung diputusnya naik atau tidak harga BBM banyak aksi yang telah dilakukan masyarakat. Aksi-aksi tersebut bahkan dikabarkan telah memakan korban. Dua orang wartawan diberitakan tertembak saat meliput aksi demonstrasi penolakan kenaikan BBM.

Puluhan demonstran, ujar dia, juga terkena gas air mata. Artinya, gerakan yang dilakukan ribuan orang itu merupakan gerakan massa. Yang menggambarkan aspirasi masyarakat dalam melnolak kenaikan harga BBM telah meluas di Indonesia.

"Kenaikan harga BBM akan memukul masyarakat secara menyakitkan. Akan banyak rumah tangga yang menjadi miskin, UKM yang gulung tikar, dan banyak kesedihan," ungkap Fahri.

Fraksi PKS, ditegaskan Fahri, mengajukan alternatif untuk menolak RAPBN-P 2013. Dan menolak kenaikan harga BBM.

Namun, sindiran Fahri kepada SBY ditimpali oleh anggota dewan lainnya. "Tanya saja sama Tifatul," ujarnya.

Saat menyampaikan bahwa kenaikan harga BBM akan menyedihkan rakyat, ucapan Fahri juga ditimpali anggota dewan lainnya. "Iya, sedih karena harga daging naik," ucap suara itu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement