REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serikat buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) berencana akan aksi besar-besaran menolak kenaikan harga BBM. Presiden KSPI Said Iqbal menegaskan puluhan ribu buruh akan aksi menolak kenaikan harga BBM pada pertengahan Juni 2013 ini.
"Buruh akan mulai melakukan aksi besar-besaran serempak 17 atau 18 Juni di DPR RI," ujar Said Iqbal saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (13/6). Said menuturkan, aksi akan dilakukan serentak melibatkan buruh se-Jabodetabek.
Aksi juga akan dilakukan serentak di beberapa daerah seperti Karawang, Purwakarta, Bandung, Serang, Semarang, Surabaya, Mojokerto, Pasuruan, Jogja, Batam, Karimun, Bintan, Medan, Aceh, Lampung, Makassar, Manado, Gorontalo, Samarinda, dan Papua.
"Aksi ini dilakukan secara terus menerus," ujarnya. Said pun menyayangkan pengalihan subsidi BBM tidak ditujukan untuk perbaikan pelayanan transportasi atau pun untuk pelaksanaan jaminan kesehatan BPJS yang rencanannya berlaku untuk seluruh rakyat pada 1 Januari 2014.
"Pemerintah mengalihkan subsidi tapi tidak menjalankan jaminan kesehatan secara menyeluruh untuk masyarakat Indonesia 1 Januari 2014 malah memberlakukannya secara bertahap hingga 2019. Lantas apa manfaat pengalihan subsidi BBM tersebut?," kata Said Iqbal.
Sementara itu, Sekjen KSPI Muhammad Rusdi menilai pemberian BLSM sebagai program kompensasi tidak menyelesaikan kemiskinan dan hanya politik pencitraan."Seperti sinterklas menjelang pemilu," kata Rusdi.
Rusdi menambahkan jika aksi tanggal 17 atau 18 Juni tidak ditanggapi maka KSPI bersama MPBI akan mengorganisir pemogokan nasional yang melibatkan 10 juta buruh seluruh wilayah Indonesia pada 16 Agustus 2013.