Kamis 06 Jun 2013 05:16 WIB

Ini Penyebab Jengkol dan Petai Mahal

Jengkol (ilustrasi)
Foto: kulinerindo
Jengkol (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU---Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru, Provinsi Riau menyatakan kelangkaan jengkol dan petai di kota itu adalah akibat "hukum alam".

"Jika dilihat dari perkembangan zaman, 'kita-kita' dulu mungkin tidak semodern saat ini. Remaja zaman dulu juga jauh berbeda dengan remaja zaman sekarang yang begitu mengutamakan penampilan," kata Kepala Disperindag Pekanbaru, Elsyabrina.

Pernyataan Syabrina itu adalah menanggapi mahalnya harga petai dan jengkol di sejumlah pasar tradisional Kota Pekanbaru dalam beberapa hari terakhir.

Penelusuran Antara sebelumnya, harga petai yang semula Rp 40 ribu per kilogram, saat ini menjadi Rp 80 ribu per kilogram (kg). Sementara jengkol yang normalnya dijual Rp 1.000 per lima buah, saat ini menjadi Rp 500 per biji.

Menurut Syabrina, mahalnya harga dua jenis sayuran tersebut disebabkan minimnya pasokan atau para pedagang yang memang enggan menjualnya. Saat ini, demikian Syabrina, diindikasikan peminat jenis sayuran dengan 'bau wangi' ini hanya tinggal kalangan tua saja, sementara para remaja lebih tidak menyukainnya karena dikhawatirkan mengganggu penampilan mereka.

Itu artinya, menurut dia, peminat jengkol dan petai 'terpotong' setengah generasi sehingga jual beli atas jenis sayuran ini sudah mulai terbatas. Dengan kondisi demikian, menurut Elsyabrina, maka secara hukum ekonomi, pedagang akan mengurangi porsi penjualannya, sementara petani mulai beralih tanaman.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement