Senin 03 Jun 2013 23:15 WIB

Polda Sulteng: Pelaku Ledakan Jadi Korban Satu-satunya Bom Polres Poso

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: Djibril Muhammad
 Sejumlah petugas mengangkat jenazah pelaku bom bunuh diri yang baru tiba di Rumah Sakit Bhayangkara Palu, Sulawesi Tengah, Senin (3/6).
Foto: Antara/Basri Marzuki
Sejumlah petugas mengangkat jenazah pelaku bom bunuh diri yang baru tiba di Rumah Sakit Bhayangkara Palu, Sulawesi Tengah, Senin (3/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Aksi nekat bom bunuh diri yang meledak di pelataran depan Markas Polres Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng) pada Senin (3/6) menjadi sebuah teror di kota tersebut. Ledakan yang diduga menargetkan para aparat anggota Polres setempat ini sempat membuat panik situasi setempat.

 

Beruntung, tidak ada korban jiwa baik sipil maupun polisi dari aksi yang dilakukan seorang pria dengan sepeda motornya ini. "Tidak korban jiwa kecuali pelaku itu sendiri," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sulteng AKBP Soemarno ketika dihubungi Republika.

 

Situasi di sekitar lokasi kejadian pun sudah berangsur kondusif dan aktivitas sehari-hari masyarakat berjalan kembali normal. Kepolisian setempat baik dari Polda Sulteng dan Polres Poso sudah mengamankan lokasi dan melakukan penyelidikan.

 

Sementara, diduga pelaku merupakan teroris dari kelompok yang dipimpin oleh Santoso. Sosok yang satu ini sebetulnya sudah menjadi buron kepolisian sejak lama. Dia diketahui membangun jaringan terorisme di pegunungan yang ada di daerah terpencil Poso. "Sekarang masih diselidiki," kata Soemarno menambahkan.

 

Peristiwa yang terjadi pada pukul 08.00 WITA ini sendiri berlangsung ketika puluhan anggota Polres Poso sedang berkumpul di setelah melakukan apel pagi. Diduga, pelaku hendak menuju kerumunan polisi tersebut untuk menghabisi para aparat.

Namun, sebelum sampai ke tempat yang ditargetkan, bom yang dibawa pelaku sudah meledak tepat di depan gerbang Mapolres Poso.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement