Ahad 02 Jun 2013 18:58 WIB

Jeffrie: 2014, Indonesia Akan Dipimpin Generasi Baru

Jeffrie Geovanie
Foto: Republika/Yasin Habibi
Jeffrie Geovanie

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA --  Board of Advisor pada Center for Strategic and International Studies (CSIS), Jeffrie Geovanie, optimistis pada 2014 Indonesia akan dipimpin presiden baru dari generasi baru.

"Akhirnya semakin nyata dan tampak jelas bahwa 2014 yang akan datang, satu tahun lagi, kita anak bangsa negeri ini akan memiliki Presiden baru, dari generasi baru," ujar Jeffrie, Ahad (6/2).

Menurut dia, selain melalui konvensi capres Partai Demokrat, capres dari generasi baru juga akan hadir dari lingkungan PDI Perjuangan. Hal itu dibuktikan dengan  pernyataan Ketua Bidang Politik DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani yang mengatakan bahwa Megawati menginginkan capres muda untuk 2014.

"Produk dari capres muda versi Partai Demokrat yang paling menonjol saat ini adalah Gita Wiryawan, Marzuki Ali dan Mahfud MD. Sedangkan dari lingkungan PDI Perjuangan beredar nama-nama seperti Jokowi, Puan Maharani dan yang baru saja memenangkan pemilukada Jawa Tengah yaitu Ganjar Pranowo," tutur Jeffrie.

Jeffrie menambahkan keenam nama tokoh muda itulah yang berpeluang menjadi Presiden RI berikutnya.

Ia menilai jagoan dari partai lain akan semakin meredup karena partai-partai lain menampilkan tokoh-tokoh dari generasi lama yang tidak dikehendaki oleh mayoritas masyarakat di negeri ini.

"Keresahan kita semua kalau Pilpres 2014 akan diisi oleh muka-muka lama saja telah berakhir. Untuk itu sudah sepantasnya kita memberikan apresiasi yang tinggi kepada Megawati dan SBY."

Menurut Jeffrie, kedua negarawan itu layak mendapat apresiasi karena telah mengiklaskan partainya melahirkan generasi baru untuk suksesi 2014 yang akan datang.

Peneliti pada Maarif Institute, Endang Tirtana menambahkan, selain berbicara kepemimpinan Presiden dan wakilnya di 2014, pemilihan legislatif dan DPD juga harus menjadi perhatian penting.

"Keberadaan dua institusi ini adalah konsekuensi dari sistem bikameral yang kita anut, yang berperan dalam menghasilkan produk kebijakan. Untuk itu perlu mendorong partisipasi aktif generasi muda baik sebagai pemilih, maupun sebagai kandidat," ungkap Endang.

Ia mengaku sangat optimis anak-anak muda dapat mengambil peran dan kesempatan itu. Menurut dia, hal itu sudah terlihat dari kepemimpinan di beberapa daerah yang dipimpin oleh anak-anak muda, baik itu di badan eksekutif, maupun legislatif.

"Namun, untuk kepemimpinan nasional, masih keliatan ada keengganan  memberikan estafet kepemimpinan kepada yang muda, yang berkualitas, dan punya integritas. Ini semacam ada 'generasi yang hilang', dulu Republik ini dipenuhi dengan anak-anak muda yang mampu memerdekakan bangsa dan menjadi duta-duta yang tangguh di mata internasional."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement