Ahad 02 Jun 2013 15:58 WIB

Kriminolog: Waspadai Aksi Balas Dendam Usai Tewasnya Tito Kei

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: A.Syalaby Ichsan
Rumah duka Tito Kei, Ahad (2/6)
Foto: Republika/Irfan Abdurrahmat
Rumah duka Tito Kei, Ahad (2/6)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peristiwa penembakan yang menewaskan Tito Refra alias Tito Kei pada Jumat (31/5) lalu dinilai menjadi warning alarm bagi masyarakat khususnya Jakarta untuk lebih waspada. Tak menutup kemungkinan, adanya aksi balas dendam dari kelompok korban.

Menurut kriminolog Universitas Indonesia (UI) Arthur Josias, Tito yang merupakan adik dari sosok yang disebut-sebut sebagai salah satu preman besar di ibu kota ini bisa jadi korban dari persaingan antar kelompok ini.

"Bukti bahwa persaingan dari kelompok-kelompok ini terkadang harus sampai memakan korban untuk menjaga kekuatan masing-masing,” ujar dia pada Republika, Ahad (2/6).

Dia pun menuturkan, kepolisian layaknya reaktif dengan segala kemungkinan yang akan terjadi menyusul adanya penembakan kepada Tito. Ia berujar, jika fakta kematian Tito ini memang benar terkait dengan gesekan antar kelompok, maka aksi balas dendam bukan tak mungkin bisa terjadi.

 “Itu bisa saja terjadi, tapi tidak akan dalam waktu dekat. Tunggu adem ayem dulu, balas dendam tiba-tiba dilancarkan. Polisi harus beberapa langkah ke depan untuk waspada,” ucap dia.

Arthur mengatakan, pembunuhan yang dilakukan kepada Tito terlihat amat terencana, cepat, taktis namun terkesan ingin di ekspos. Aksi yang dilihat oleh banyak saksi di sekitar lokasi kejadian menjadi acuan perkataan Arthur.

 Hal tersebut, ujarnya, merupakan bentuk pengiriman pesan kepada pihak Tito untuk memberikan rasa takut. Saksi-saksi yang ada, dibiarkan hidup untuk dapat memberikan testimoni kepada khalayak betapa sadisnya pembunuhan tersebut.

 “Rapi sekali, penembakannnya tidak brutal dan memang pelaku tahu benar kemana akan mengarahkan moncong pistol saat pelatuk ditarik,” ucap dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement