Jumat 31 May 2013 21:30 WIB

Tak Ada Kendaraan Politik, Capres Alternatif Sulit Muncul

Boni Hargens (kanan)
Foto: Antara/Andika Wahyu
Boni Hargens (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI), Boni Hargens menilai, calon presiden alternatif sulit muncul, karena terkendala tidak ada kendaraan politik untuk maju dalam Pilpres 2014 mendatang.

"Partai politik kuat saat ini masih didominasi kehendak pimpinannya, dan di sinilah tertutupnya ruang bagi figur capres alternatif," kata Boni kepada Antara di Jakarta, Jumat (31/5).

Boni mengatakan, undang-undang mensyaratkan capres harus diusung partai politik sehingga sulit bagi mereka maju tanpa dukungan partai. Karenanya, menurut Boni, belum ada pintu dari partai bagi capres alternatif.

Ia menjelaskan, konvensi yang akan dilakukan Partai Demokrat untuk mendapatkan capres diragukan membuka kesempatan bagi semua orang untuk berpartisipasi. Boni meyakini konvensi tersebut hanya menjadi ajang untuk mencari legitimasi dari masyarakat terhadap calon yang diajukan dari kubu Cikeas.

"Itu (konvensi) adalah strategi Cikeas untuk memberi legitimasi publik dari calon yang sudah mereka siapkan karena tidak ada niat untuk benar-benar menyaring orang," ujarnya.

Sebelumnya, berdasarkan survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) tingkat elektabilitas Capres Joko Widodo adalah 28,6 persen. Tokoh lain yang disebut, yakni Prabowo Subianto sebanyak 15,6 persen, Aburizal Bakrie 7 persen, Megawati Soekarnoputri 5,4 persen, Jusuf Kalla 3,7 persen, Mahfud Md. 2,4 persen, Hatta Rajasa 2,2 persen, dan 28 persen responden belum memiliki pilihan.

Dari segi popularitas, Jokowi paling populer di antara pejabat publik atau pejabat negara lainnya. Popularitas politikus PDI Perjuangan itu sebesar 85,9 persen, mengalahkan Ibu Negara Ny. Ani Yudhoyono di angka 78,5 persen.

Pejabat lainnya, yakni Sri Sultan Hamengku Buwono X 59,5 persen, Dahlan Iskan 42,6 persen, Mahfud Md. 39,6 persen, Pramono Edhie Wibowo 20,2 persen, Djoko Suyanto 15,2 persen, dan Gita Wirjawan 8,4 persen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement