Ahad 19 May 2013 13:54 WIB

Adik Siswi Bunuh Diri Akan Difasilitasi Masuk SMP Negeri

Rep: Alicia Saqina/ Red: A.Syalaby Ichsan
Seorang guru mengajar di sebuah SMP.
Seorang guru mengajar di sebuah SMP.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK --Tewasnya pelajar kelas IX SMP, Fanny Wijaya, di rumahnya di Perumahan Reny Jaya Pondok Petir, Bojongsari, Depok, Sabtu (18/5) sore lalu mendapat respons pemerintah.

Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Depok Herry Pansila mengatakan, memang keluarga Fanny bukanlah dari keluarga kalangan mampu. Tewasnya siswi SMP PGRI Pondok Petir, Bojongsari, ini pun bukan karena kekhawatiran menunggu hasil pengumuman UN SMPnya.

Ia  mengatakan, akan memfasilitasi pendidikan adik Fanny, Voni, melanjutkan ke jenjang pendidikan SMP. ''Voni adiknya kelas VI ini, yang juga baru UN, akan kita fasilitasi langsung. Yaitu masuk SMP Negeri 18 Depok, tanpa mengikuti tes,'' kata Herry.

Ia menjelaskan, SMP Negeri 18 merupakan SMP yang letaknya dekat dengan kediaman keluarga Fanny. Namun dari obrolannya dengan adik Fanny saat Sabtu (18/5) malam melayat ke rumah duka, Herry mengungkapkan, Voni pun merasakan kebimbangan.

''Katanya ada kegalauan tidak sanggup mengikuti pelajaran di SMP Negeri, karena merasa yang masuk sekolah negeri adalah siswa-siswi yang berprestasi,'' tuturnya.

Fanny nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri, sebab stres tak memiliki biaya untuk melanjutkan sekolah ke jenjang SMA.Selain tak memiliki cukup biaya untuk dapat melanjutkan ke tingkat SMA, stres Fanny muncul, sebab sang adik pun harus melanjutkan pendidikannya ke jenjang SMP.

Fanny dan adiknya, Voni, sama-sama baru saja menyelesaikan Ujian Nasional (UN). Fanny baru dihadapkan pada UN tingkat SMP, sedangkan Voni baru melaksanakan UN tingkat SD. Sementara kondisi ekonomi keluarga pelajar berumur 16 tahun itu, tidak memungkinkan untuk memenuhi keduanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement