REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Puluhan murid sekolah dasar Santa Maria pingsan akibat menghirup udara bercampur asap gas air mata saat simulasi pengamanan pemilihan kepala daerah di halaman kantor Wali Kota Palangka Raya, Kamis (16/5).
Murid yang pingsan itu dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara karena sesak nafas. Udara di ruang kelas menyesakkan sehingga lebih dari 20 murid pingsan dan sebagian berlari keluar karena sesak nafas, kata Guru SD Katolik Santa Maria, Suster Elisabet.
"Proses belajar mengajar terpaksa dihentikan karena semua murid dibawa ke rumah sakit untuk dicek kesehatannya. Jarak antara gedung Santa Maria dengan Kantor Pemkot sekitar 100 meter, tapi karena arah angin ke sekolah maka gas air mata bercampur dengan udara," katanya.
"Sekitar pukul 09.00 WIB siswa masih belajar di kelas. Jadi udara yang bercampur gas air mata terhirup sehingga sesak nafas dan pingsan," kata Suster Elisabet.
Orang tua murid yang datang ke RS Bhayangkara mengaku kecewa dengan sikap aparat kepolisian yang terkesan acuh bahkan merasa tidak bersalah dengan pingsan dan sesak nafasnya sejumlah murid SD itu.
Bambang, orang tua salah seorang murid mengaku mendapat kabar dari guru SD Katolik Santa Maria bahwa anaknya yang duduk di kelas 3 SD pingsan dan sudah dibawa ke RS Bhayangkara.
"Saat ditanya ke aparat malah didiamkan dan menjawab tidak tahu. Kalau memang salah ya salah, tidak perlu ditutup-tutupi," kata dia sembari mengungkapkan biaya pengobatan sepenuhnya ditanggung orang tua murid.
Kapolres Palangka Raya AKBP Hendra Rochmat mengatakan, kejadian itu murni kemalangan dan tidak dapat diantisipasi manusia. Sebab arah angin yang membuat udara bercampur gas air mata sehingga siswa SD Katolik Santa Maria pingsan dan sesak nafas.
"Terkait soal biaya pengobatan akan ditanggung sepenuhnya oleh Polres Palangka Raya. Kami juga sudah bergerak cepat membawa murid ke RS Bhayangkaran," demikian Kapolres Hendra Rochmat.