Kamis 16 May 2013 11:29 WIB

Rekomendasi KNKT Buat Maskapai Lion Air

Pesawat Lion Air nomor penerbangan JT-960, rute Bandung-Denpasar tergelincir ke laut setelah berusaha mendarat di Bandara Ngurah Rai Denpasar, Bali, Sabtu (13/4/2013).
Foto: NTARA/HO-Polda Bali
Pesawat Lion Air nomor penerbangan JT-960, rute Bandung-Denpasar tergelincir ke laut setelah berusaha mendarat di Bandara Ngurah Rai Denpasar, Bali, Sabtu (13/4/2013).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laporan awal Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terhadap peristiwa pendaratan Lion Air di laut dekat Bandara Ngurah Rai, 13 April lalu, merekomendasikan pengkajian terkait pelatihan pilot Lion Air.

Salah satu rekomendasi keselamatan adalah agar PT Lion Mentari Airlines mengkaji kebijakan dan prosedur risiko mengenai perubahan kontrol atau penguasaan penerbangan saat di dalam ketinggian atau waktu genting. 

Rekomendasi lainnya adalah agar PT Lion Mentari Airlines memastikan para pilotnya benar-benar dilatih secara memadai selama program pelatihan awal dan berkelanjutan atau terus-menerus sehubungan dengan perubahan kontrol atau penguasaan penerbangan saat di dalam ketinggian atau waktu genting.

Selain itu, KNKT juga merekomendasikan agar PT Lion Air menekankan pilot akan pentingnya mematuhi dengan prosedur pendekatan peralatan yang telah diterbitkan tentang ketinggian minimal ketika rujukan visual tidak dapat dilakukan pada ketinggian minimal tersebut.

KNKT dalam penemuan awalnya terkait dengan kecelakaan penerbangan tersebut juga menyebutkan kondisi pesawat laik terbang dan semua kru memiliki sertifikat medis dan izin yang valid. Begitu laporan awal yang dilansir KNKT di Jakarta, Kamis (16/5.)

Pakar dokter penerbangan, Wawan Mulyawan dalam keterangan tertulisnya mengatakan beberapa hal yang kemungkinan dapat memperbaiki kondisi human factor di Lion Air adalah mengoptimalkan pelatihan keadaan kritis dengan penggunaan simulator.

"Dengan membeli ratusan pesawat dari Boeing, tentunya optimalisasi simulator pesawat sangat penting artinya bagi Lion," kata Wawan.

Menurut dia, Lion Air juga dapat bekerja sama dengan Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Ruang Angkasa Dr Saryanto milik TNI AU di Jakarta untuk pelatihan berbagai optimalisasi kondisi fisik dan fisiologi penerbangan para kru Lion Air.

Termasuk bekerja sama dengan Lembaga Psikologi Penerbangan yang saat ini telah beroperasi di daerah Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur. Wawan menyampaikan pelatihan ini perlu untuk mengoptimalisasikan kondisi psikologis kru pesawat seperti pemeliharan motivasi kerja serta pengurangan stress dalam tugas penerbangan. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement