Rabu 15 May 2013 10:46 WIB

Mendikbud: Jangan Ada Diskriminasi Pendidikan di Madrasah dan Sekolah

Rep: Yulianingsih/ Red: Citra Listya Rini
Mendikbud  Mohammad Nuh
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Mendikbud Mohammad Nuh

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mengatakan jangan ada diskriminasi pendidikan di Indonesia. Dia tidak ingin ada diskriminasi antara pendidikan di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementerian Agama (Kemenag).

"Saya hadir ke sini bersama menteri agama. Ini simbol NU (Nahdlatul Ulama) tidak akan memisahkan pendidikan di bawah Kemebndikbud dan Kemenag. Kita ini anak bangsa, jadi tidak boleh ada diskriminasi di dunia pendidikan," kata Nuh dalam sambutannya pada Apel Akbar Hari Ulang Tahun ke-90 Nahdlatul Ulama di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Rabu (15/5).

Dikatakan Nuh, tantangan masa depan Indonesia akan semakin kompleks. Karenanya, NU harus bisa menghadapi tantangan besar itu.

Terkait permasalahan yang semakin kompleks ini, Nuh menyampaikan pihaknya akan menambah jam pelajaran pendidikan agama di sekolah. Pelajaran agama yang tadinya berdurasi dua jam menjadi empat jam. 

"Banyak yang bertanya apakah tidak menumbuhkan terorisme jika pelajaran agama ditambah. Saya jawab justru karena dua jam itu siswa belum memahami Islam secara utuh, maka di situlah muncul pemahaman yang sifatnya parsial. Sehingga pemahaman agama bisa utuh dilengkapi budi pekerti," ujar Nuh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement