REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BPPT berharap card reader yang dibuat bisa diproduksi secara massal dalam dua bulan ke depan. Ini untuk mengantisipasi kebutuhan perangkat pembaca e-KTP.
"BPPT dan pemerintah juga mendorong agar dunia usaha industri dalam negeri mampu memproduksi card reader e-KTP secara massal ke depan," kata Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi BPPT, Hammam Riza, Kamis (9/5).
Selama ini, card reader yang disediakan pemerintah masih mengimpor dari luar negeri. Harganya hampir mencapai Rp 8 juta per unit. Terdiri dari perangkat pembaca kartu dan komputer PC.
Untuk itu, Kemendagri dan BPPT beberapa waktu lalu mencoba mengembangkan card reader e-KTP produksi dalam negeri. Hasilnya pun sangat menggembirakan.
Setelah diuji, perangkat mobile card reader buatan BPPT hanya membutuhkan waktu 10 detik untuk membaca chip e-KTP. Selain itu, keuntungan produk lokal ini adalah tidak perlu disambungkan ke PC, berbeda dengan produk Amerika dan Korea yang memerlukan sambungan PC. Sehingga, alat ini bisa dipakai di daerah-daerah terpencil.
Mengenai investasi yang dibutuhkan, Hammam menuturkan, harga card reader buatan BPPT diperkirakan mencapai harga dibawah Rp 5 juta.