Rabu 08 May 2013 07:16 WIB

Evakuasi Sisa Bangkai Sukhoi Harus Jaga Ekosistem Hutan

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Hazliansyah
Aparat TNI melakukan proses pencarian korban diantara serpihan puing pesawat Sukhoi Superjet 100 yang ditemukan di Puncak Salak 1, Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (11/5).
Foto: Edwin Dwi Putranto/Republika
Aparat TNI melakukan proses pencarian korban diantara serpihan puing pesawat Sukhoi Superjet 100 yang ditemukan di Puncak Salak 1, Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (11/5).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Langkah evakuasi sisa bangkai pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak diminta tidak mengganggu ekosistem hutan. Kawasan hutan tersebut termasuk dalam areal konservasi Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).

Seperti diketahui, upaya evakuasi sisa bangkai pesawat Sukhoi mulai dilakukan di awal Mei ini. Pelaksanaanya dilakukan oleh PT Persada Angkasa Transportindo atas permintaan Kedutaan Besar (Kedubes) Rusia.

"Kami berharap evakuasi tidak merusak ekosistem yang ada di taman nasional," ujar Kepala Balai TNGHS, Agus Priambudi, kepada wartawan.

Sehingga pengambilan sisa bangkai Sukhoi ini dilakukan dengan hati-hati.

Agus mengatakan, rencananya evakuasi bangkai Sukhoi memerlukan waktu selama tiga bulan. Saat ini sisa bangkai pesawat yang dievakuasi baru yang berupa serpihan kecil sementara yang lebih besar masih dalam tahapan survei.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement