Selasa 07 May 2013 08:09 WIB

Sisa Bangkai Pesawat Sukhoi Mulai Dievakuasi

Aparat TNI melakukan proses pencarian korban diantara serpihan puing pesawat Sukhoi Superjet 100 yang ditemukan di Puncak Salak 1, Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (11/5).
Foto: Edwin Dwi Putranto/Republika
Aparat TNI melakukan proses pencarian korban diantara serpihan puing pesawat Sukhoi Superjet 100 yang ditemukan di Puncak Salak 1, Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (11/5).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Serpihan bangkai pesawat Sukhoi Suprjet 100 yang jatug di Gunung Salak satu tahun lalu mulai dievakuasi. Namun evakuasi masih terbatas pada serpihan kecil bangkai pesawat.

"Saat ini petugas dari PT Persada Angkasa Transportido sudah ada di lokasi dan tengah melakukan evakuasi serpihan kecil bangkai pesawat yang minimalnya bisa diangkat oleh manusia," kata Kepala Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Agus Priambudi, Senin.

Menurut Agus, evakuasi ini rencananya akan dilaksanakan selama tiga bulan terhitung mulai Maret hingga Juni. Izin yang dikeluarkan untuk evakuasi tersebut merupakan koordinasi antarpemerintah, yakni Pemerintah Rusia dengan Indonesia.

Tetapi, untuk evakuasi bangkai pesawat yang berukuran besar masih dalam survey dan untuk itu pihaknya belum bisa memberikan izin karena khawatir akan merusak ekosistem di lokasi jatuhnya pesawat.

Lebih lanjut, TNGHS juga sudah menugaskan 10 orang petugas di lapangan untuk memantau perkembangan dan kegiatan evakuasi sekaligus membantu pihak perusahaan yang ditunjuk untuk mengevakuasi bangkai pesawat tersebut. Selain itu, serpihan pesawat naas ini pun sudah terkumpul dan rencananya akan dibawa oleh pihak perusahaan untuk diserahkan kepada Kedutaan Besar Rusia.

"Kami belum tahu secara rinci tujuan evakuasi bangkai pesawat tersebut, tetapi informasinya menyebutkan bahwa pihak Rusia akan meneliti penyebab jatuhnya pesawat melalui puing-puing pesawat itu," tambahnya.

Dikatakan Agus, pengambilan serpihan kecil pesawat buatan Rusia ini setiap hari dilakukan dan untuk bongkahan pesawat yang ukurannya besar harus menggunakan alat khusus, karena kondisinya saat ini sudah ada yang tertimbun tanah dan ditumbuhi semak belukar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement