REPUBLIKA.CO.ID, Bandung -- Kasus investasi yang diduga 'bodong kembali terjadi di Kota Bandung. Kali ini sekitar 100 nasabah PT Lautan Emas Mulia (LEM) yang bergerak di bidang investasi emas mendatangi kantor perusahaan tersebut di Jl Pasirkaliki No 18 Kota Bandung, Selasa (30/4).
Mereka mempertanyakan nasib investasinya. Sebab, pihak manajemen memberikan laporan perusahaan tersebut kolaps. Ratusan nasabah yang berasal dari berbagai daerah ini sejak pagi bergerombol di halaman kantor tersebut.
Namun sejak kedatangan nasabah kantor tersebut tertutup rapat. Di pintu kantor tersebut hanya ada pengumuman yang menyebutkan kantor LEM pindah ke Jakarta dengan alasan masa kontrak di Jl Pasirkaliki No 18 sudah habis.
"Kedatangan kami ingin meminta kejelasan nasib investasi," kata Setiawan (34 tahun) nasabah asal Kota Bandung.
Setiawan mengaku sudah setahun betinvestasi emas di PT LEN dengan nilai sekitar Rp 200 juta. Saat pertama berinvestasi, perusahaan memberikan keuntungan yangnlimayan besar seusia dengan perjanjian.
Namun dalam beberapa bulan terakhir, pengiriman keuntungan tersendat. Puncaknya, kata dia, pada Maret lalu perusahaan mengumumkan dalam kondisi kolaps. "Kami jadi khawatir dengan investasi yang ditanamkan. Apa benarnkondisinya seperti itu kami ingin menanyakannya," kata dia.
Kuasa hukum ratusan nasabah PT LEM, Jefri Hutagalung, mengatakan, pengumuman kolaps yang disampaikan pihak manajemen membuat para kliennya was-was.
Sebab, kata dia, nilai investasi yang mereka tanamkan di perusahaan tersebut cukup besar, yaitu antara dua hingga 4,5 persen per bulan kepada nasabah yang berinvestasi dalam bentuk emas. " Kalau ingin berinvestasi, nasabah harus membeli minimal 100 gram emas," kata dia.
Menurut Jefri, perusahaan ini sudah tuga tahun beroperasi. Selamamitu,mkata dia, ada sekitar 400 nasabah PT LEM Cabang Bandung yang kini dalam kondisi gelisah menyusul pengumuman kolaps perusahaan tersebut.
Kegelisahan mereka, kata dia, sangat beralasan lantaran jumlah investasinya per nasabah bisa mencapai ratusan juta rupiah. Jika dijumlahkan nilai investasi mereka, kata dia, bisa mencapai puluhan miliar rupiah.
"Tanggal 11 Maret perusahaan menyatakan kolaps. Padahal dua minggu sebelumnya perusahaan menyatakan dalam kondisi sehat," kata dia.
Setelah satu jam lebih tak ada kejelasan di kantor LEM, ratusan nasabah ini akhirnya membubatkan diri. Namun beberapamorang perwakilan nasabah langsung menuju Polda Jabar untuk membuat laporan polisi tentang dugaan penipuan bisnis investasi emas ini. "Kami akan melaporkan kasus ini ke Polda Jabar," kata Jefri kepada para wartawan.