REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi IV Semarang, Jawa Tengah, memperkirakan evakuasi lokomotif yang melaju tanpa masinis dan anjlok di Kaliwungu, Ahad (28/4) memerlukan waktu sekira lima jam. "Kami mendatangkan dua crane khusus KA dari Cirebon dan Surabaya. Kami sedang mempersiapkan proses evakuasi lokomotif itu. Kebetulan, dua-duanya sudah datang dan siap untuk digunakan," kata Kepala Hubungan Masyarakat PT KAI Daops IV Semarang, Surono, di Semarang, Ahad (28/4).
Ia memperkirakan proses pengangkatan lokomotif itu membutuhkan waktu lima jam, tetapi pihaknya berupaya proses evakuasi itu tidak terlalu mengganggu perjalanan kereta api di jalur tersebut dengan menerapkan sistem "buka-tutup".
"Dengan sistem buka-tutup ini, kami berupaya perjalanan KA bisa tetap lancar. Minimal, KA yang mau lewat jangan sampai terlalu lama menunggu. Kami akan mengatur, misalnya setiap satu jam KA bisa lewat," katanya.
Mengenai peristiwa itu, ia mengemukakan, awalnya petugas tengah mempersiapkan lokomotif untuk menarik rangkaian KA Argo Sindoro, Ahad sekitar pukul 04.00 WIB di Stasiun Poncol, termasuk memanasi mesinnya.
Namun, lokomotif itu tiba-tiba melaju tanpa masinis mulai dari Stasiun Poncol hingga melewati dua stasiun, yakni Stasiun Jerakah dan Mangkang, serta 10 perlintasan menempuh jarak sekitar 17,2 kilometer.
Lokomotif itu, menurut dia, meluncur tanpa kendali berkecepatan cukup tinggi dan sampai jalur menikung di Desa Nolokerto, Kaliwungu, Kendal, kemudian terhempas dan keluar jalur menimpa kandang kambing milik warga setempat.
Ia menyatakan, tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu karena PT KAI Semarang segera mengosongkan jalur dan menutup perlintasan, serta stasiun-stasiun menuju ke arah Barat yang kemungkinan dilewati lokomotif itu saat melaju tanpa kendali.
Pihak PT KAI Daops IV hingga kini belum bisa memastikan penyebab lokomotif itu berjalan tanpa awak, dan segera melakukan penyelidikan, termasuk memeriksa keterangan petugas yang melakukan pemeriksaan lokomotif itu. "