REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berupaya menekan jumlah penderita HIV-AIDS dengan menutup tiga tempat lokalisasi. Selain itu, kampanye hidup sehat juga digalakan sebagai tindakan preventif.
Walikota Surabaya, Tri Rismaharini mengatakan, pemkot akan menekan angka penderita HIV-AIDS hingga nol. Meskipun, wabah virus itu masih mengancam 3.132.764 juta warga kota tersebut, setelah menerapkan upaya pencegahan, terjadi penurunan yang cukup signifikan di tahun 2011 dan 2012.
“Kami juga berencana menutup tiga tempat lokalisasi,” kata Risma dalam dalam kegiatan Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) yang bertema Health Working Group (HWG) Policy Dialogue on Getting to Zero HIV-AIDS di Ball Room Hotel Sheraton, Sabtu (13/4)
Sebelumnya, Pemkot Surabaya memang telah menutup Lokalisasi Dupak Bangunsari. Kemudian, memberikan bekal pada mantan wanita tunawsima dan juga kerap merazia anak di bawah umur yang berada di tempat hiburan malam.
Lewat upaya tersebut, dia menambahkan, ada optimisme mewujudkan kota tersebut sebagai kawasan zero HIV-AIDS.
Risma menjelaskan, pihaknya juga telah melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah untuk menjelaskan bahaya virus tersebut. Lalu, dia membentuk 15 ribu ketua kelas yang bertugas memantau potensi penyebaran HIV-AIDS di kalangan pelajar. Pengawasan itu juga dilakukan dengan adanya pendampingan dari psikolog perguruan tinggi.
“Kita juga terus melakukan survey pada kelompok berisiko tinggi bersama LSM dan dinas terkait, dengan harapan kami bisa memantaus ecara berkesinambungan,” ujarnya.