Jumat 12 Apr 2013 14:09 WIB

Preman Menjamur, Polisi Programkan Peduli Pengangguran

Rep: Wahyu Syahputra/ Red: Dewi Mardiani
PENERTIBAN PREMAN. Petugas kepolisian menggelandang preman yang terlibat tindak premanisme di Polda Metro Jaya Jakarta.
Foto: ANTARA
PENERTIBAN PREMAN. Petugas kepolisian menggelandang preman yang terlibat tindak premanisme di Polda Metro Jaya Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjamurnya preman di Ibu Kota membuat pihak kepolisian mengambil langkah peduli pengangguran. Polda Metro Jaya mendata hampir 60 persen preman adalah hasil tidak memiliki pekerjaan.

Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Putut Eko Bayuseno, mengatakan pengangguran menyebabkan berbagai permasalahan Ibu Kota. Karena itu, pembinaan terhadap pengangguran sangat penting. Alhasil, mereka yang menganggur memilih menjadi preman karena mudahnya mendapatkan penghasilan.

''Kita yakin mereka tidak mau menjadi preman, pemberian pekerjaan merupakan langkah efektif untuk memersempit jalan menuju ke sana,'' Katanya, Jumat (12/4). Putut menjelaskan, pemberantasan premanisme harus dilakukan oleh segenap pihak. Pemerintah daerah juga bertanggung jawab dalam pendataan preman di daerahnya masing-masing.

Pendataan ini akan digunakan untuk mengikutkan mereka yang pengangguran agar bisa di bina. Putut mengatakan, bentuk apapun dari program pemerintah daerah untuk mengatasi pengangguran akan didukung sepenuhnya oleh pihak kepolisian.

Sementara, masalah efektif atau tidaknya program tersebut, akan terus dievaluasi. Evaluasi dengan cara membandingkan dengan peningkatan kriminalitas yang terjadi. ''Kita evaluasi, dan kita bandingkan dengan tingkat kriminalitas yang terjadi,'' kata Putut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement