REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Memasuki musim laut selatan harusnya jadi saat yang tepat bagi Nelayan di Kecamatan Puger, Kabupaten Jember mendapatkan ikan dalam jumlah banyak. Namun sayang harapan itu pupus karena tak dapat melaut, akibat kelangkaan pasokan solar bersubsidi.
Langkanya solar bersubsidi ini, membuat para Nelayan di wilayah nelayan Puger tak melaut. Salah seorang Nelayan Puger yang mengalami kelangkaan Solar adalah Anwar. Warga Puger ini hampir setiap harinya berharap ada solar yang cukup untuk melaut mencari ikan.
Sayangnya, jelas dia, nelayan yang biasanya membeli di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum di daerah ini seringkali kehabisan pasokan solar bersubsidi. Akibatnya beberapa hari ini Anwar memutuskan tidak melaut.
"Kalau tidak melaut Nelayan memilih memperbaiki jaring dan mesin perahu," katanya, Kamis, (11/4).
Nelayan biasanya membeli di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum di daerah Jember selatan.
Setidaknya dibutuhkan sekitar 24 ton solar setiap hari di kawasan ini untuk nelayan melaut. Namun persediaan yang ada saat ini di SPBU hanya 8 ton. Adanya pasokan solar pun dikeluhkan nelayan karena pengelola SPBU membatasi jumlah pembelian hanya 10 liter solar.
Dijelaskan Anwar, ini jelas tidak cukup, mengingat perahu jukung membutuhkan 15-20 liter untuk sekali melaut. Kapal pencari ikan besar membutuhkan 75 liter hingga 150 liter solar sekali melaut.