REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Sriworo B Harijono mengatakan, hujan masih akan turun di sebagian besar wilayah Indonesia hingga Juni.
"April, Mei dan Juni masih dalam periode musim hujan. Bukan kelainan atau anomali jika hujan masih mengguyur," ujarnya saat ditemui di Crisis Center BMKG di Kemayoran, Selasa (9/4).
Ia menegaskan, fenomena terjadinya cuaca buruk berupa hujan lebat di beberapa daerah di Indonesia pada pekan pertama April tergolong normal. Kondisi tersebut lazim terjadi pada masa transisi dari musim hujan menuju kemarau dan sebaliknya.
Hal ini disebabkan adanya pergeseran pemanasan matahari. Akibatnya, terjadi perubahan pola interaksi faktor utama penggerak dinamika atmosfer di wilayah Indonesia.
Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Mulyono R Prabowo mengatakan, faktor gangguan cuaca yang cukup dominan adalah munculnya gelombang Rosby Equator atau gelombang planet di wilayah Indonesia Barat.
Gelombang ini memiliki karakter panjang dan berfrekuensi rendah. Biasanya ditemukan dekat garis ekuator. "Gelombang ini berinteraksi dengan Osilasi Madden Julian (MJO) di perairan Samudera Hindia sebelah timur," katanya usai jumpa pers.
Singkatnya, MJO adalah perubahan gelombang tekanan udara. Secara umum, adanya gangguan cuaca tadi menyebabkan peningkatan pembentukan awan-awan konvektif. Awan ini berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas lebat dan sangat lebat disertai kilat dan petir. Terutama terjadi di wilayah Indonesia barat dan tengah, yakni Sumatra, Kalimantan, Jawa dan Sulawesi bagian selatan.