REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mengambil langkah cepat untuk melindungi negara dari penularan virus flu burung strain virus baru H7N9. Saat ini Kementerian Pertanian telah menghentikan importasi bulu bebek yang diawetkan hingga Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) menyatakan produk tersebut aman.
"Seyogyanya Indonesia tidak melakukan impor unggas," kata Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro di Jakarta, Ahad (7/4).
Meski hanya sedikit, Indonesia sempat aktif mengimpor bulu bebek dari Cina. Kemeterian Pertanian segera melakukan rapat konsolidasi dengan para ahli guna menentukan sikap yang tepat. Rapat bersama Komisi Ahli Kesehatan Hewan ini rencananya dilangsungkan awal pekan depan.
Dunia kembali siaga usai ditemukan kematian enam orang Cina meninggal akibat flu burung jenis baru ini. Sementara itu 14 orang lainnya dinyatakan terinfeksi virus yang sama.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan belum ada vaksin yang bisa menyembuhkan manusia dari serangan virus H7N9. Pemerintah Cina telah memusnahkan ribuan unggas di pasar Huhuai, Shanghai, tempat pertama kali virus ini ditemukan pada merpati.