REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Para wartawan melalui berbagai pemberitaannya berperan besar untuk memberikan pengertian ke seluruh lapisan masyarakat mengenai bahaya penyakit HIV/Aids hingga bisa menekan lajunya penularan penyakit tersebut.
Seorang pembicara juga pemimpin redaksi situs online www. Aidsindonesia.com Syaiful W Harahap saat workshop peliputan dan penulisan berita HIV/Aids yang komprehensif untuk wartawan di Banjarmasin, Rabu mengatakan, melihat peran strategis pers, hendaknya wartawan diberi peran lebih besar terhadap penanggulangan HIV/AIDS.
Mantan wartawan senior surat kabar Sinar Harapan itu menyebutkan dengan peran demikian diharapkan pemprpv bisa memberdayakan kalangan wartawan di kota ini, karena hanya dengan melibatkan langsung media diharapkan bisa menyampaikan pesan untuk memahami akan bahaya penyakit HIV/Aids yang disebabkan karena virus.
Masalahnya, ujar mantan lulusan LP3Y angkatan pertama, tidak dapat dipungkiri lagi, bahwa penyakit HIV/Aids sangatlah berbahaya, sampai saat ini belum ditemukan obatnya, bahkan negara yang maju seperti Amerika Serikat dan Cina tidak mampu menemukan obat akan penyakit ini.
"Kita perlu mencegah penyakit HIV/Aids sebelum penyakit ini menyerang kita," katanya dalam kegiatan yang diselanggarakan Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kalsel tersebut.
Menurut penjelasannya, Aids adalah kondisi bukan penyakit yang terjadi pada seseorang yang sudah tertular HIV karena kerusakan sistem kekebalan tubuh dirusak HIV yakni kondisi seseorang yang sudah tertular HIV (secara statistik terjadi antara 5-15 tahun setelah tertular) yang ditandai dengan beberapa jenis penyakit (disebut infeksi oportunistik), seperti jamur, sariawan, diare, TB, dan lainnya yang sangat sulit disembuhkan.