Ahad 24 Mar 2013 23:11 WIB

Besok, 'Panggung Demokrasi' Digelar di Pojok Menteng

Rep: Alicia Saqina/ Red: Citra Listya Rini
 Penyandang tuna rungu saat beraksi damai dengan menunjukkan bahasa isyarat
Penyandang tuna rungu saat beraksi damai dengan menunjukkan bahasa isyarat "cinta" memperingati Hari Tuna Rungu Internasional di Bundaran Hotel Indonesia,Jakarta, Jum'at (28/9). (Aditya Pradana Putra/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Besok, Senin (25/3), Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI) menyatakan akan menggelar aksi damai secara serentak se-Tanah Air.

Rencana aksi damai di Jakarta yang semula dikatakan akan berlangsung di depan Istana Negara, akhirnya bakal dipusatkan di Kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat.

Sekretaris Jenderal MKRI Adhie Massardi mengatakan pemindahan pemusatan aksi damai tersebut untuk menghindari benturan dengan aparat yang sudah disiapkan untuk merepresi jalannya aksi. Pun, tujuan pemusatan aksi damai di depan Kantor YLBHI itu untuk menghindari benturan dengan kelompok-kelompok sipil lain yang diorganisasi untuk dibenturkan dengan gerakan MKRI.

''Karena ini pun sebagai awal, pembukaan, untuk melawan pemerintahan yang korup,'' kata Adhie saat dihubungi Republika di Jakarta, Ahad (24/3) malam.

Ia menjelaskan aksi serentak di seluruh wilayah di Indonesia ini pun akan berlangsung damai. MKRI juga memastikan tidak akan memobilisasi massa. 

MKRI rencananya akan menggelar aksi damai di Kantor YLBHI besok dengan membuat sebuah panggung. Panggung tersebut dinamai 'Panggung Demokrasi untuk Pemerintahan Transisi'. Aksi damai sendiri akan dimulai pada pukul 11.00 WIB hingga selesai.'

Selain diisi panggung, aksi damai MKRI akan diwarnai kegiatan upacara bendera, orasi sejumlah tokoh, testimoni rakyat, pembacaan puisi, pentas musik, serta bentuk aksi demokratik lainnya.

Menurut Adhie, aksi damai besok merupakan langkah awal, maka tidak menutup kemungkinan di aksi-aksi berikutnya MKRI akan memobilisasi massa.

Adhie menyatakan aksi damai yang akan terjadi 25 Maret 2013 ini, merupakan awal deklarasi sebuah gerakan untuk menghentikan kian meluasnya kerusakan yang ditimbulkan atas kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Boediono. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement