Senin 18 Mar 2013 15:45 WIB

Survei, Jajanan Anak Mengandung Zat Berbahaya

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Dewi Mardiani
Jajanan Anak (ilustrasi)
Foto: Republika/Tahta
Jajanan Anak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Makanan jajanan di lingkungan sekolah banyak yang mengandung zat berbahaya bagi kesehatan. Hal ini didasarkan hasil penelitian yang dilakukan Balai Teknis Kesehatan Lingkungan dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi pada 2012.

Dari data Dinkes Kabupaten Sukabumi, survei makanan jajanan sekolah dilakukan di sebanyak 80 sekolah dasar (SD) yang ada di delapan kecamatan. Daerah tersebut yakni Kecamatan Surade, Tegalbuleud, Sukaraja, Sukabumi, Gegerbitung, Cikidang, Cisaat, dan Nagrak. ‘’Jajanan anak di sekolah banyak yang mengandung bahan berbahaya terutama Nitrit,’’ ujar Kepala Seksi Pengamatan dan Pencegahan Penyakit, Dinkes Kabupaten Sukabumi, Sri Yasti, Senin (18/3).

Dari hasil penelitian menyebutkan kandungan Nitrit yang merupakan bahan pengawet mencapai hingga 83,33 persen. Padahal, kata Sri, jika Nitrit dikonsumsi secara terus-menerus akan berbahaya bagi kesehatan anak, yaitu meningkatkan risiko kanker.

Selain Nitrit, kata Sri, penelitian juga mengungkap tingginya kandungan zat berbahaya seperti E-Coli dan Tembaga dalam makanan jajanan sekolah. Rinciannya, kandungan E-Coli mencapai sebesar 48,33 persen dan kandungan Tembaga 47,08 persen.

Diterangkan Sri, bahan makanan yang mengandung E-Coli akan menyebabkan gejala keracunan. Sementara makanan yang terdapat Tembaga akan berpotensi menderita penyakit kanker. Hasil penelitian ini, kata Sri, harus mendapat perhatian serius dari semua pihak terutama anak-anak, orang tua, dan guru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement